Bagaimana Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas |ilmusaudarana
Penelitian tindakan kelas biasa
juga disebut classroom action research
(CAR) adalah penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas
(PTK). Sebagai peneliti kualitatif, penelitian ini didasarkan pada data alamiah
berupa kata-kata dalam mendeskripsikan obyek yang diteliti. Penelitian kualitatif
dapat dilihat dari karakteristik penelitian yang dilakukan. Bodan dan Biklen
dalam (Mantja,2003) mengemukakan bahwa ada lima karakteristik yang melekat pada
penelitian kualitatif yaitu; Bersifat naturalistic, datanya bersifat deskriptif,
lebih mengutamakan proses dari pada hasil, analisis data secara deduktif, dan
makna merupakan hal yang esensial dalam penelitian.
Untuk melakukan sebuah penelitian tindakan, salah satu aspek
“mendasar” yang harus diperhatikan adalah proses refleksi dari permasalahan
yang terjadi didalam proses pembelajaran dikelas. Berangkat, berproses, dan
berakhir dengan kegiatan refleksi adalah salah satu ciri khas dari penelitian
tindakan kelas (PTK). Setelah memahami konsep-konsep dasar penelitian tindakan,
maka peneliti baik dalam kapasitasnya sebagai individu (penelitian mandiri)
maupun kelompok (penelitian kelompok) yang terikat oleh jalinan kerjasama yang
demokratis-kolaboratif dapat memulai melakukan kegiatan berikutnya yaitu
menyusun usulan (proposal) penelitian. Seorang peneliti perlu menyusun suatu
usulan penelitian dengan cermat sebelum melakukan penelitiannya (usulan
penelitian biasanya untuk diajukan kepada sponsor atau lembaga guna mendapatkan
persetujuan, termasuk pendanaannya). Proposal yang disusun “sebaiknya” diawali
dengan kegiatan “refleksi” terhadap kesunyataan yang dialami dan ingin
diwujudkan oleh peneliti.
Pada dasarnya tidak ada format proposal tertentu yang harus
diikuti secara ketat (mutlak), namun penyusunan usulan suatu penelitian
hendaknya memenuhi beberapa ketentuan yang berisikan butir-butir penting
dengan mengikuti langkah-langkah penelitian yang sesuai dengan sifat atau jenis
penelitian tersebut secara umum. Format usulan penelitian dapat berfungsi
sebagai rencana pelaksanaan penelitian dengan kolaboratif, alat komunikasi
antara peneliti dan konsultan kalau menggunakan konsultan sekalipun kenyataan
dilapangan sangat langkah menggunakan konsultan bagi guru yang melakukan PTK
disekolahnya. Selain hal tersebut usulan penelitian dijadikan sebagai dokumen
kontrak perjanjian antara peneliti dan pemberi dana atau lembaga sponsor
(penyandang dana) jika menggunakan sponsor. Namun demikian, perlu diperhatikan
bahwa usulan PTK memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan jenis
penelitian lainnya. Di dalam konteks PTK, tujuan penelitian yang utama adalah
untuk memperbaiki situasi tertentu dengan cara melakukan seperangkat tindakan yang
terprogram menuju kepada terjadinya perbaikan terhadap situasi itu sendiri.
Sebagai sebuah rencana, proposal PTK menguraikan tentang latar belakang masalah
penelitian, mengapa perlu dilakukan penelitian serta bagaimana penelitian itu
akan dilakukan. Perlu digambarkan rencana tindakan serta perubahan-perubahan
khusus apa yang dirancang untuk dilakukan selama berlangsungnya PTK.
Perencanaan yang cermat dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, baik
penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Usulan yang baik akan
memuat langkah-langkah serta prosedur yang jelas tentang apa dan bagaimana
penelitian itu dilakukan. Selain itu, suatu usulan penelitian dapat juga
berfungsi sebagai alat bagi peneliti untuk mengkomunikasikan penelitiannya
kepada sponsor, konsultan dan para petugas lapangan yang akan mengumpulkan
data. Dalam hal ini usulan dapat digunakan sebagai dasar berpijak untuk
melakukan pengarahan atau saran-saran dan landasan dasar persetujuan terhadap
proposal penelitian yang akan dilaksanakan. Proposal penelitian harus
jelas dan lengkap agar komunikasi antar peneliti dengan pihak-pihak yang
berkepentingan berjalan efektif. Kemudian apa bila proposal penelitian
disetujui oleh sponsor, usulan ini dapat berfungsi sebagai dokumen atau
perjanjian kontrak. Perjanjian ini akan mengikat kedua belah pihak, artinya
apabila peneliti melakukan penelitian dengan baik sesuai dengan rencana usulan
semula, maka peneliti dianggap telah menyelesaikan sebagian kewajibannya, dan
sponsor berkewajiban mendanai penelitian tersebut sesuai dengan kesepakatan
yang telah dibuat (ditandatangani). Proposal penelitain membuat secara detail
semua langkah-langkah penelitian dan bila dibaca dapat dianggap sebagai suatu
laporan singkat. Dalam kenyataannya, bagian-bagian tertentu dari laporan nanti
dapat diangkat dari proposal penelitian dengan beberapa modifikasi kecil.
Bagian-bagian yang dapat diambil adalah bab pendahuluan, pembahasan
kepustakaan, serta metode dan prosudur penelitian. Di dalam menyusun proposal
PTK, peneliti harus memasukkan unsur-unsur penting yang diperlukan dalam suatu
proposal dan memenuhi standar ilmiah. Unsur-unsur ini akan dicantumkan dengan
menguikuti langkah-langkah yang merupakan urutan yang bersifat holistik dalam
PTK.
Karakteristik unik penelitian tindakan ialah adanya dua
tujuan yang sekaligus ingin dicapai, yaitu: (a) peningkatan dan (b) pelibatan.
Peningkatan tersebut meliputi tiga area yaitu: (1) peningkatan dalam hal
praktek, (2) pemahaman tentang praktek oleh praktisi, dan (3) situasi yang
menjadi konteks terjadinya praktek. Pelibatan yang bersifat kolaboratif antara
peneliti dan praktisi bertujuan untuk menghasilkan peningkatan pada ketiga
bidang tersebut. Oleh karenanya pelibatan praktisi harus dilakukan dalam semua
tahap dari penelitian tindakan, yaitu tahap awal studi pendahuluan, kemudian dilanjutkan
dengan perencanaan (planning),
pelaksanaan tindakan (acting),
pengamatan (observing), dan
perefleksian proses dan hasil tindakan (reflecting).
Karakteristik PTK ini akan mewarnai sifat dan isi laporan dari sebuah PTK.
Tulisan ini berisi materi pokok, yaitu: tehnik
penyusunan proposal PTK, akan dicoba
untuk mengurai satu demi satu komponen sebuah proposal untuk memudahkan peserta
untuk memahami bagaimana tehnik membuat proposal
. Pelaksanaan Refleksi dalam ber-PTK
Refleksi pada dasarnya adalah kegiatan perenungan terhadap
kesunyataan yang ada berdasarkan observasi, tindakan, analisis, dan verifikasi
situasi/data yang diperlukan untuk menyusun sebuah proposal, merencanakan
tindakan, dan mengakhiri tindakan. Dilihat dari proses dan waktu
pelaksanaannya, refleksi dalam PTK bisa dilakukan pada tahap orientasi
(perencanaan), proses, dan akhir program tindakan. Pertama, refleksi awal,
yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat dilakukan orientasi terhadap
seperangkat permasalahan dan faktor-faktor pendukung serta penghambat rencana
pengembangan tindakan untuk memperbaiki situasi awal (kesunyataan). Tujuan dari
kegiatan ini adalah untuk merumuskan preposisi awal terhadap situasi
sosial dalam pengembangan rencana tindakan yang akan dilakukan, kemudian hal
tersebut dituangkan ke dalam suatu rancangan awal rencana program tindakan yang
akan dilakukan (proposal PTK).
Kedua, refleksi proses, yaitu refleksi yang dilakukan pada
saat pelaksanan program tindakan yang dimaksudkan untuk mengkaji proses, dan
hasil serta implikasi dari program tindakan yang sedang dilakukan terhadap
kondisi awal dan tujuan yang hendak dicapai (tujuan dilakukan PTK). Hal ini
juga dimaksudkan untuk melakukan revisi terhadap rencana yang telah disusun dan
sebagai dasar dalam merancang rencana program tindakan selanjutnya. Ketiga,
refleksi akhir (hasil), yaitu refleksi yang dilakukan pada akhir dari
keseluruhan pelaksanaan program tindakan sesuai dengan rancangan program
tindakan yang telah ditetapkan dan fokus permasalahan serta tujuan pelaksanaan
program tindakan itu sendiri. Refleksi hasil ini pada dasarnya dimaksudkan
untuk melakukan rekonstruksi dan revisi terhadap program tindakan yang telah
dilakukan sesuai dengan tujuan pokok dari pelaksanaan tindakan itu sendiri.
Ketiga tahapan refleksi tersebut sangat penting dilakukan dalam melakukan
sebuah PTK.
Langkah-langkah Penyusunan Proposal PTK
Urutan penyusunan proposal PTK secara garis besar adalah sebagi berikut:
Langkah pertama adalah menemukan masalah penelitian yang sebenarnya dan ini
merupakan langkah yang paling sulit dan sangat penting, sebab langkah tersebut hendaknya
memenuhi beberapa kriteria yaitu “dapat diteliti” dan “dapat ditindaki”, serta
merupakan masalah khusus dalam setting (latar) yang khusus pula dimana ada
peluang untuk berkembang secara
holistik. Suatu
masalah dapat diteliti bilamana masalah itu dapat dijawab dengan data empiris
serta dapat dipecahkan malalui intervensi tindakan dengan sifat “deveplopmental”-nya
yang jelas. Bila pemilihan masalah sudah dilakukan, biasanya peneliti akan
melakukan pembahasan kepustakaan yang relevan termasuk dengan yang berhubungan
dengan desain penelitian, metodologi, pengembangan instrumen, serta
temuan-temuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah terkait. Kemudian
langkah berikutnya adalah menulis konsep proposal PTK secara keseluruhan.
Adapun bagian-bagian yang perlu dicantumkan dalam garis besar proposal adalah
sebagai berikut: (a) Judul Penelitian (b) Bidang
Garapan (c) Latar Belakang (d) Rumusan Masalah (e) Alternatif pemecahan masalah
(f) Tujuan Penelitian (g) Manfaat
atau Kontribusi Penelitian (h) Kerangka Konseptual dan Hipotesis Tindakan (i) Metodologi
Penelitian (j) Jadwal atau Waktu Penelitian (k) Personalia Penelitian (l) Perkiraan Biaya (m)
Lampiran-lampiran
Penjelasan
terhadap masing-masing komponen dalam menyusun proposal penelitian tindakan
kelas (PTK) dapat dijabarkan secara rinci sebagaimana uraian di bawah ini.
(a)
Judul Penelitian
Judul penelitian hendaknya singkat, operasional, dan spesifik. Walaupun singkat
dan spesifik namun harus menggambarkan tujuan dan upaya meningkatkan dan
melakukan perubahan prilaku melalui intervensi tindakan yang diterapkan
(dikembangkan). Judul tidak lebih dari 15 kata.
(b) Bidang
Garapan/Mata Pelajaran/Bidang Studi
Dalam bidang ini peneliti perlu
menyebutkan tema sentral penelitian, yang kemudian dirinci menjadi sub tema-sub
tema. Selain itu harus disebutkan pendekatan substansi yang menjadi garapan
penelitian tindakan. Pada sub tema hendaknya tampak sifat perubahan atau
pengembangannya. Bila tidak tampak pada sub temanya dapat pula ditampilkan pada
pendekatan substansinya.
(c) Latar Belakang
Bagian ini mendeskripsikan kontekstual permasalahan yang timbul. Perlu
dikemukakan alasan atau rasional atau argumentasi tentang pentingnya pemecahan
masalah melalui intervensi tindakan serta perubahan yang ingin dilakukan. Pada
bagian ini juga perlu dideskripsikan atau diberikan gambaran situasi yang ada
dan yang perlu diubah serta hal-hal lain yang melatar belakangi permasalahan,
misalnya, hal-hal nyata yang dialami atau diahadapi para guru di sekolah dasar.
Salah satu kegiatan penting dalam hal ini adalah melakukan repleksi awal yang
bertujuan untuk mengungkapkan adanya permasalahan yang penting, sehingga perlu
adanya tindakan.
(d) Perumusan Masalah
Bagian ini mengemukakan permasalahan yang akan dipecahkan beserta alternatif
intervensi tindakan esensial yang akan dilakukan serta hasil yang
diperkirakan akan dicapai secara optimal. Dalam hal ini perlu diingat subyek
yang memerankan tindakan adalah guru dan siswa SD dan sekaligus yang dikenai
tindakan. Permasalahan ini akan dipecahkan melalui penelitian tindakan dan
dirumuskan sedemikian rupa sehingga nampak dengan jelas bahwa masalah tersebut
memerlukan tindakan tertentu secara terprogram (intervensi).
(e) Alternatif yang Ditawarkan
Bagian ini mendeskripsikan jalan atau alternatif apa yang akan ditawarkan untuk
mengatasi masalah yang ada (apakah melalui pengembangan model, teknik,
strategi, instrumen, atau lainnya) untuk mengatasi masalah yang ada. Sampaikan
pula apa alasan memilih alternatif tersebut, dengan cara menunjukkan added
values (nilai lebih) dari alternatif tersebut.
(f) Tujuan Penelitian
Bagian ini mengemukakkan tujuan oftimal yang hendak diterjadikan (dicapai) yang
nantinya dapat dijadikan sebagai dasar menyususun rekomendasi praktis bagi
pengembangan pendidikan di Sekolah Dasar. Selain itu adanya penemuan model
tindakan yang memungkinkan untuk di desiminasikan ke tempat lain, misalnya,
sekolah dasar yang lain atau guru di tempat lainnya. Dalam bagian ini
dicantumkan upaya yang dilakukan dalam mencari jalan untuk meningkatkan,
mengembangakan, atau melakukan pembaharuan menuju situasi yang diinginkan guru
serta mencapai hasil atau tujuan pendidikan secara efiseien dan efektif.
(g) Manfaat Penelitian
Bagian ini mengemukakan manfaat hasil penelitian bagi pengembangan pembelajaran
atau institusi sekolah dasar. Dalam hal ini hasil penelitian dapat bermanfaat
bagi guru kelas, pengelolaan SD, penilik, dan pimpinan yang lebih tinggi. Hasil
penelitian juga hendaknya bermanfaat bagi pengembangan institusi ke Sd-an.
Pernyataan yang menunjukkan kebermanfaatan penelitian, hendaknya dinyatakan
dengan jelas dan praktis. Manfaat penelitian tindakan diartikulasi oleh
peneliti langsung untuk level guru, kelas, dan sekolah dan secara tidak
langsung untuk level pendidikan di sekolah dasar secara umum.
(h) Karangka
Konseptual dan Hipotesis Tindakan
Dalam bagian ini diuraikan karangka
konseptual yang melandasi dilakukannya tindakan yang diformulasikan dari hasil
kajian teoritik, hasil penelitian, maupun repleksi pengalaman. Selanjutnya
perlu juga dilanjutkan analisis argumentasi untuk pemilihan model tindakan,
tehnik analisis yang nantinya digunakan untuk menjustifikasikan bahwa tindakan
yang dipilih adalah yang terbaik berdasarkan analisis teoritik, empirik, dan
kontekstual kelayakan. Rumusan hipotesis penelitian tindakan bukan
rumusan hipotesis yang menyatakan hubungan antara pariabel, tetapi menyatakan
bahwa dengan langkah tindakan yang ditetapkan akan diperoleh hasil yang
diharapkan (diterjadikan).
(i) Metodologi Penelitian
Bagian ini menguraikan secara operasional bagaimana model dan siklus tindakan
yang akan dilakukan, yang dinyatakan dalam bentuk rancangan beserta
langkah-langkah dan prosedurnya. Selain itu perlu dikemukakan juga subyek
penelitian, alat dan teknik monitoring serta cara perekaman data, dan efek dari
intervensi tindakan. Pada baian ini, perlu dinyatakan secara singkat metodologi
tindakan yang akan dilakukan, yang didalamnya meliputi metode mengembangkan
tindakan, pelaksanaan tindakan, pengumpulan data, dan metode analisis datanya.
(j) Jadwal Pelaksanaan Tindakan
Bagian ini menyajikan urutan pembagian waktu pelaksanaan tindakan sejak awal
persiapan pelaksanaan hingga berakhirnya program tindakan. Sebaiknya jadwal
pelaksanaan ini dituangkan dalam bentuk table atau bagan, dan bila dipandang
perlu dapat disajikan dalam bentuk diagram. Satuan waktu yang dipakai, bisa
minguan atau bulanan sesuai dengan rencana tindakan yang disusun.
(k) Pesonalia Penelitian
Bagian ini memuat informasi tentang identifikasi, keahlian, fungsi atau tugas
dari dari masing-masing anggota peneliti atau identitas lengkap peneliti.
Sedangkan informasi tentang tenaga yang membantu ditulis dalam format
tersendiri.
(l) Perkiraan Biaya
Penelitian
Bagian ini berisikan tentang satuan biaya penelitian, yang
diuraikan secara rinci tentang pos-pos pengeluaran dari penelitian yang akan
dilakukan. Sebaiknya, rancangan biaya penelitian dibuat dalam bentuk bagan atau
table, sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh penyandang dana (sponsor).
(m) Lampiran
Pada bagian ini biasanya berisikan beberapa hal yang
diperlukan sebagai daya dukung proposal yang diajukan, seperti curriculum vitae
personalia peneliti (ketua, anggota, dan tenaga pembantu penelitian), daftar
pustaka, dan diagram rancangan model tindakan yang akan dilakukan.
Demikian uraian mengenai bagaimana melakukan
penelitian tindakan kelas, tentunya tidaklah terlalu baik dan benar tapi
setidaknya ada sedikit gambaran sebagai pengantar untuk melakukan penelitian
tintakan kelas.