Sunday, September 6, 2015

Penelitian Tindakan Kelas |ilmusaudarana



Bagaimana Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas |ilmusaudarana
            Penelitian tindakan kelas biasa juga disebut classroom action research (CAR) adalah penelitian kualitatif dengan rancangan penelitian tindakan kelas (PTK). Sebagai peneliti kualitatif, penelitian ini didasarkan pada data alamiah berupa kata-kata dalam mendeskripsikan obyek yang diteliti. Penelitian kualitatif dapat dilihat dari karakteristik penelitian yang dilakukan. Bodan dan Biklen dalam (Mantja,2003) mengemukakan bahwa ada lima karakteristik yang melekat pada penelitian kualitatif yaitu; Bersifat naturalistic, datanya bersifat deskriptif, lebih mengutamakan proses dari pada hasil, analisis data secara deduktif, dan makna merupakan hal yang esensial dalam penelitian.  
Untuk melakukan sebuah penelitian tindakan, salah satu aspek “mendasar” yang harus diperhatikan adalah proses refleksi dari permasalahan yang terjadi didalam proses pembelajaran dikelas. Berangkat, berproses, dan berakhir dengan kegiatan refleksi adalah salah satu ciri khas dari penelitian tindakan kelas (PTK). Setelah memahami konsep-konsep dasar penelitian tindakan, maka peneliti baik dalam kapasitasnya sebagai individu (penelitian mandiri) maupun kelompok (penelitian kelompok) yang terikat oleh jalinan kerjasama yang demokratis-kolaboratif dapat memulai melakukan kegiatan berikutnya yaitu menyusun usulan (proposal) penelitian. Seorang peneliti perlu menyusun suatu usulan penelitian dengan cermat sebelum melakukan penelitiannya (usulan penelitian biasanya untuk diajukan kepada sponsor atau lembaga guna mendapatkan persetujuan, termasuk pendanaannya). Proposal yang disusun “sebaiknya” diawali dengan kegiatan “refleksi” terhadap kesunyataan yang dialami dan ingin diwujudkan oleh peneliti.
Pada dasarnya tidak ada format proposal tertentu yang harus diikuti secara ketat (mutlak), namun penyusunan usulan suatu penelitian hendaknya memenuhi beberapa ketentuan yang berisikan butir-butir penting  dengan mengikuti langkah-langkah penelitian yang sesuai dengan sifat atau jenis penelitian tersebut secara umum. Format usulan penelitian dapat berfungsi sebagai rencana pelaksanaan penelitian dengan kolaboratif, alat komunikasi antara peneliti dan konsultan kalau menggunakan konsultan sekalipun kenyataan dilapangan sangat langkah menggunakan konsultan bagi guru yang melakukan PTK disekolahnya. Selain hal tersebut usulan penelitian dijadikan sebagai dokumen kontrak perjanjian antara peneliti dan pemberi dana atau lembaga sponsor (penyandang dana) jika menggunakan sponsor. Namun demikian, perlu diperhatikan bahwa usulan PTK memiliki karakteristik yang khas dan berbeda dengan jenis penelitian lainnya. Di dalam konteks PTK, tujuan penelitian yang utama adalah untuk memperbaiki situasi tertentu dengan cara melakukan seperangkat tindakan yang terprogram menuju kepada terjadinya perbaikan terhadap situasi itu sendiri.
            Sebagai sebuah rencana, proposal PTK menguraikan tentang latar belakang masalah penelitian, mengapa perlu dilakukan penelitian serta bagaimana penelitian itu akan dilakukan. Perlu digambarkan rencana tindakan serta perubahan-perubahan khusus apa yang dirancang untuk dilakukan selama berlangsungnya PTK. Perencanaan yang cermat dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian, baik penelitian kuantitatif maupun penelitian kualitatif. Usulan yang baik akan memuat langkah-langkah serta prosedur yang jelas tentang apa dan bagaimana penelitian itu dilakukan. Selain itu, suatu usulan penelitian dapat juga berfungsi sebagai alat bagi peneliti untuk mengkomunikasikan penelitiannya kepada sponsor, konsultan dan para petugas lapangan yang akan mengumpulkan data. Dalam hal ini usulan dapat digunakan sebagai dasar berpijak untuk melakukan pengarahan atau saran-saran dan landasan dasar persetujuan terhadap proposal  penelitian yang akan dilaksanakan. Proposal penelitian harus jelas dan lengkap agar komunikasi antar peneliti dengan pihak-pihak yang berkepentingan berjalan efektif. Kemudian apa bila proposal penelitian disetujui oleh sponsor, usulan ini dapat berfungsi sebagai dokumen atau perjanjian kontrak. Perjanjian ini akan mengikat kedua belah pihak, artinya apabila peneliti melakukan penelitian dengan baik sesuai dengan rencana usulan semula, maka peneliti dianggap telah menyelesaikan sebagian kewajibannya, dan sponsor berkewajiban mendanai penelitian tersebut sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat (ditandatangani). Proposal penelitain membuat secara detail semua langkah-langkah penelitian dan bila dibaca dapat dianggap sebagai suatu laporan singkat. Dalam kenyataannya, bagian-bagian tertentu dari laporan nanti dapat diangkat dari proposal penelitian dengan beberapa modifikasi kecil. Bagian-bagian yang dapat diambil adalah bab pendahuluan, pembahasan kepustakaan, serta metode dan prosudur penelitian. Di dalam menyusun proposal PTK, peneliti harus memasukkan unsur-unsur penting yang diperlukan dalam suatu proposal dan memenuhi standar ilmiah. Unsur-unsur ini akan dicantumkan dengan menguikuti langkah-langkah yang merupakan urutan yang bersifat holistik dalam PTK.
Karakteristik unik penelitian tindakan ialah adanya dua tujuan yang sekaligus ingin dicapai, yaitu: (a) peningkatan dan (b) pelibatan. Peningkatan tersebut meliputi tiga area yaitu: (1) peningkatan dalam hal praktek, (2) pemahaman tentang praktek oleh praktisi, dan (3) situasi yang menjadi konteks terjadinya praktek. Pelibatan yang bersifat kolaboratif antara peneliti dan praktisi bertujuan untuk menghasilkan peningkatan pada ketiga bidang tersebut. Oleh karenanya pelibatan praktisi harus dilakukan dalam semua tahap dari penelitian tindakan, yaitu tahap awal studi pendahuluan, kemudian dilanjutkan dengan perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (acting), pengamatan (observing), dan perefleksian proses dan hasil tindakan (reflecting). Karakteristik PTK ini akan mewarnai sifat dan isi laporan dari sebuah PTK.
            Tulisan ini berisi  materi pokok, yaitu: tehnik penyusunan proposal PTK,  akan dicoba untuk mengurai satu demi satu komponen sebuah proposal untuk memudahkan peserta untuk memahami bagaimana tehnik membuat proposal
 .      Pelaksanaan Refleksi dalam ber-PTK
Refleksi pada dasarnya adalah kegiatan perenungan terhadap kesunyataan yang ada berdasarkan observasi, tindakan, analisis, dan verifikasi situasi/data yang diperlukan untuk menyusun sebuah proposal, merencanakan tindakan, dan mengakhiri tindakan. Dilihat dari proses dan waktu pelaksanaannya, refleksi dalam PTK bisa dilakukan pada tahap orientasi (perencanaan), proses, dan akhir program tindakan. Pertama, refleksi awal, yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat dilakukan orientasi terhadap seperangkat permasalahan dan faktor-faktor pendukung serta penghambat rencana pengembangan tindakan untuk memperbaiki situasi awal (kesunyataan). Tujuan dari kegiatan ini adalah  untuk merumuskan preposisi awal terhadap situasi sosial dalam pengembangan rencana tindakan yang akan dilakukan, kemudian hal tersebut dituangkan ke dalam suatu rancangan awal rencana program tindakan yang akan dilakukan (proposal PTK).
Kedua, refleksi proses, yaitu refleksi yang dilakukan pada saat pelaksanan program tindakan yang dimaksudkan untuk mengkaji proses, dan hasil serta implikasi dari program tindakan yang sedang dilakukan terhadap kondisi awal dan tujuan yang hendak dicapai (tujuan dilakukan PTK). Hal ini juga dimaksudkan untuk melakukan revisi terhadap rencana yang telah disusun dan sebagai dasar dalam merancang rencana program tindakan selanjutnya. Ketiga, refleksi akhir (hasil), yaitu refleksi yang dilakukan pada akhir dari keseluruhan pelaksanaan program tindakan sesuai dengan rancangan program tindakan yang telah ditetapkan dan fokus permasalahan serta tujuan pelaksanaan program tindakan itu sendiri. Refleksi hasil ini pada dasarnya dimaksudkan untuk melakukan rekonstruksi dan revisi terhadap program tindakan yang telah dilakukan sesuai dengan tujuan pokok dari pelaksanaan tindakan itu sendiri. Ketiga tahapan refleksi tersebut sangat penting dilakukan dalam melakukan sebuah PTK.  
 Langkah-langkah Penyusunan Proposal PTK
            Urutan penyusunan proposal PTK secara garis besar adalah sebagi berikut: Langkah pertama adalah menemukan masalah penelitian yang sebenarnya dan ini merupakan langkah yang paling sulit dan sangat penting, sebab langkah tersebut hendaknya memenuhi beberapa kriteria yaitu “dapat diteliti” dan “dapat ditindaki”, serta merupakan masalah khusus dalam setting (latar) yang khusus pula dimana ada peluang untuk berkembang secara holistik.           Suatu masalah dapat diteliti bilamana masalah itu dapat dijawab dengan data empiris serta dapat dipecahkan malalui intervensi tindakan dengan sifat “deveplopmental”-nya yang jelas. Bila pemilihan masalah sudah dilakukan, biasanya peneliti akan melakukan pembahasan kepustakaan yang relevan termasuk dengan yang berhubungan dengan desain penelitian, metodologi, pengembangan instrumen, serta temuan-temuan penelitian yang ada hubungannya dengan masalah terkait. Kemudian langkah berikutnya adalah menulis konsep proposal PTK secara keseluruhan. Adapun bagian-bagian yang perlu dicantumkan dalam garis besar proposal adalah sebagai berikut: (a) Judul Penelitian (b) Bidang Garapan (c) Latar Belakang (d) Rumusan Masalah (e) Alternatif pemecahan masalah (f)  Tujuan Penelitian (g) Manfaat atau Kontribusi Penelitian (h)  Kerangka Konseptual dan Hipotesis Tindakan (i) Metodologi Penelitian (j) Jadwal atau Waktu Penelitian (k) Personalia Penelitian (l)  Perkiraan Biaya (m)       Lampiran-lampiran
Penjelasan terhadap masing-masing komponen dalam menyusun proposal penelitian tindakan kelas (PTK) dapat dijabarkan secara rinci sebagaimana uraian di bawah ini.
 (a) Judul Penelitian
            Judul penelitian hendaknya singkat, operasional, dan spesifik. Walaupun singkat dan spesifik namun harus menggambarkan tujuan dan upaya meningkatkan dan melakukan perubahan prilaku melalui intervensi tindakan yang diterapkan (dikembangkan). Judul tidak lebih dari 15 kata.
(b) Bidang Garapan/Mata Pelajaran/Bidang Studi
            Dalam bidang ini peneliti perlu menyebutkan tema sentral penelitian, yang kemudian dirinci menjadi sub tema-sub tema. Selain itu harus disebutkan pendekatan substansi yang menjadi garapan penelitian tindakan. Pada sub tema hendaknya tampak sifat perubahan atau pengembangannya. Bila tidak tampak pada sub temanya dapat pula ditampilkan pada pendekatan substansinya.
(c) Latar Belakang
            Bagian ini mendeskripsikan kontekstual permasalahan yang timbul. Perlu dikemukakan alasan atau rasional atau argumentasi tentang pentingnya pemecahan masalah melalui intervensi tindakan serta perubahan yang ingin dilakukan. Pada bagian ini juga perlu dideskripsikan atau diberikan gambaran situasi yang ada dan yang perlu diubah serta hal-hal lain yang melatar belakangi permasalahan, misalnya, hal-hal nyata yang dialami atau diahadapi para guru di sekolah dasar. Salah satu kegiatan penting dalam hal ini adalah melakukan repleksi awal yang bertujuan untuk mengungkapkan adanya permasalahan yang penting, sehingga perlu adanya tindakan.
(d) Perumusan Masalah
            Bagian ini mengemukakan permasalahan yang akan dipecahkan beserta alternatif intervensi tindakan esensial yang akan dilakukan serta hasil yang  diperkirakan akan dicapai secara optimal. Dalam hal ini perlu diingat subyek yang memerankan tindakan adalah guru dan siswa SD dan sekaligus yang dikenai tindakan. Permasalahan ini akan dipecahkan melalui penelitian tindakan dan dirumuskan sedemikian rupa sehingga nampak dengan jelas bahwa masalah tersebut memerlukan tindakan tertentu secara terprogram (intervensi).
            (e) Alternatif yang Ditawarkan
            Bagian ini mendeskripsikan jalan atau alternatif apa yang akan ditawarkan untuk mengatasi masalah yang ada (apakah melalui pengembangan model, teknik, strategi, instrumen, atau lainnya) untuk mengatasi masalah yang ada. Sampaikan pula apa alasan memilih alternatif tersebut, dengan cara menunjukkan added values (nilai lebih) dari alternatif tersebut.
(f) Tujuan Penelitian
            Bagian ini mengemukakkan tujuan oftimal yang hendak diterjadikan (dicapai) yang nantinya dapat dijadikan sebagai dasar menyususun rekomendasi praktis bagi pengembangan pendidikan di Sekolah Dasar. Selain itu adanya penemuan model tindakan yang memungkinkan untuk di desiminasikan ke tempat lain, misalnya, sekolah dasar yang lain atau guru di tempat lainnya. Dalam bagian ini dicantumkan upaya yang dilakukan dalam mencari jalan untuk meningkatkan, mengembangakan, atau melakukan pembaharuan menuju situasi yang diinginkan guru serta mencapai hasil atau tujuan pendidikan secara efiseien dan efektif.
(g) Manfaat Penelitian
            Bagian ini mengemukakan manfaat hasil penelitian bagi pengembangan pembelajaran atau institusi sekolah dasar. Dalam hal ini hasil penelitian dapat bermanfaat bagi guru kelas, pengelolaan SD, penilik, dan pimpinan yang lebih tinggi. Hasil penelitian juga hendaknya bermanfaat bagi pengembangan institusi ke Sd-an. Pernyataan yang menunjukkan kebermanfaatan penelitian, hendaknya dinyatakan dengan jelas dan praktis. Manfaat penelitian tindakan diartikulasi oleh peneliti langsung untuk level guru, kelas, dan sekolah dan secara tidak langsung untuk level pendidikan di sekolah dasar secara umum.
(h) Karangka Konseptual dan Hipotesis Tindakan
             Dalam bagian ini diuraikan karangka konseptual yang melandasi dilakukannya tindakan yang diformulasikan dari hasil kajian teoritik, hasil penelitian, maupun repleksi pengalaman. Selanjutnya perlu juga dilanjutkan analisis argumentasi untuk pemilihan model tindakan, tehnik analisis yang nantinya digunakan untuk menjustifikasikan bahwa tindakan yang dipilih adalah yang terbaik berdasarkan analisis teoritik, empirik, dan kontekstual kelayakan. Rumusan hipotesis penelitian tindakan bukan rumusan  hipotesis yang menyatakan hubungan antara pariabel, tetapi menyatakan bahwa dengan langkah tindakan yang ditetapkan akan diperoleh hasil yang diharapkan (diterjadikan).

(i) Metodologi Penelitian
            Bagian ini menguraikan secara operasional bagaimana model dan siklus tindakan yang akan dilakukan, yang dinyatakan dalam bentuk rancangan beserta langkah-langkah dan prosedurnya. Selain itu perlu dikemukakan juga subyek penelitian, alat dan teknik monitoring serta cara perekaman data, dan efek dari intervensi tindakan. Pada baian ini, perlu dinyatakan secara singkat metodologi tindakan yang akan dilakukan, yang didalamnya meliputi metode mengembangkan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengumpulan data, dan metode analisis datanya.
(j) Jadwal Pelaksanaan Tindakan
            Bagian ini menyajikan urutan pembagian waktu pelaksanaan tindakan sejak awal persiapan pelaksanaan hingga berakhirnya program tindakan. Sebaiknya jadwal pelaksanaan ini dituangkan dalam bentuk table atau bagan, dan bila dipandang perlu dapat disajikan dalam bentuk diagram. Satuan waktu yang dipakai, bisa minguan atau bulanan sesuai dengan rencana tindakan yang disusun.
(k) Pesonalia Penelitian
            Bagian ini memuat informasi tentang identifikasi, keahlian, fungsi atau tugas dari dari masing-masing anggota peneliti atau identitas lengkap peneliti. Sedangkan informasi tentang tenaga yang membantu ditulis dalam format tersendiri.
      (l) Perkiraan Biaya Penelitian
Bagian ini berisikan tentang satuan biaya penelitian, yang diuraikan secara rinci tentang pos-pos pengeluaran dari penelitian yang akan dilakukan. Sebaiknya, rancangan biaya penelitian dibuat dalam bentuk bagan atau table, sehingga mudah dibaca dan dipahami oleh penyandang dana (sponsor).
(m) Lampiran
Pada bagian ini biasanya berisikan beberapa hal yang diperlukan sebagai daya dukung proposal yang diajukan, seperti curriculum vitae personalia peneliti (ketua, anggota, dan tenaga pembantu penelitian), daftar pustaka, dan diagram rancangan model tindakan yang akan dilakukan. 
          Demikian uraian mengenai bagaimana melakukan penelitian tindakan kelas, tentunya tidaklah terlalu baik dan benar tapi setidaknya ada sedikit gambaran sebagai pengantar untuk melakukan penelitian tintakan kelas.

No comments:

Post a Comment