Bentuk-Bentuk Struktur Sosial |pembelajaran sosiologi bab 2.
Bentuk-Bentuk Struktur Sosial;
Kata kunci; Struktur Sosial, stratifikasi sosial,diferensiasi Sosial
Struktur sosial
Struktur social merupakan pola perilaku dari setiap individu masyarakat yang tersusun sebagai suatu system. baik vertikal maupun horizontal.struktur vertikal yaitu berbentuk stratifikasi sosial,dan sedangkan harizontal yaitu berbentuk diferensiasi sosial.
Dalam ilmu sosiologi,penbentuk struktur sosial,yaitu status dan peran sosial .
Bentuk-bentuk struktur sosial ada 2 yaitu
1. Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial adalah struktur dalam masyarakat yang membagi masyarakat ke dalam tingkatan-tingkatan. Adapun kriteria yang dipakai seperti tingkat pendidikan, kekayaan atau kekuasaan. Munculnya stratifikasi sosial menurut Cuber disebabkan karena adanya perbedaan hak-hak individu, sedangkan Max Weber menyebutkan bahwa penyebab terjadinya stratifikasi sosial adalah kekuasaan, hak istimewa dan prestis.
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.
STRATIFIKASI SOSIAL
Pendapat para ahli mengenai pengertian startifikasi sosial :
a. Menurut Pitirim A. Sorokin (1959), stratifikasi social merupakan cii yang tetap pada setiap kelompok social yang teratur. Lebih lanjut beliau mengatakan bahwa stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat atau secara hierarkis.
b. Menurut Paul B. Horton dan Chester L.Hunt (1999),stratifikasi social berarti system perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
c. Menurut Robert M.Z. Lawang stratifikasi social adalah penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu system social tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilese, dan prestise.
d. Menurut Bruce J. Cohen stratifikasi social adalah system yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas social yang sesuai.
e. Menurut Astried S. susanto stratifikasi social adalah hasil kebiasaan hubungan antarmanusia secara teratur dan tersusun sehingga setiap orang, setiap saat mempunyai situasi yang menentukan hubungan dengan orang secara vertical mauoun horizontal dalam masyarakatnya.
Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.
Cuber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda
Berarti, stratifikasi social merupakan pembedaan penduduk dalam kelas-kelas secara bertingkat.
Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.
Dimensi Stratifikasi Sosial
Untuk menjelaskan stratifikasi sosial ada tiga dimensi yang dapat dipergunakan yaitu :
privilege, prestise, dan power. Ketiga dimensi ini dapat dipergunakan sendiri-sendiri, namun juga dapat didigunakan secara bersama.
Karl Marx menggunakan satu dimensi, yaitu privilege atau ekonomi untuk membagi masyarakat industri menjadi dua kelas, yaitu kelas Borjuis dan Proletar. Sedangkan Max Weber, Peter Berger, Jeffries dan Ransford mempergunakan ketiga dimensi tersebut. Dari penggunaan ketiga dimensi tersebut Max Weber memperkenalkan konsep : kelas, kelompok status, dan partai.
Bentuk stratifikasi dapat dibedakan menjadi bentuk lapisan bersusun yang diantaranya dapat berbentuk piramida, piramida terbalik, dan intan. Selain lapisan bersusun bentuk stratifikasi dapat juga diperlihatkan dalam bentuk melingkar. Bentuk stratifikasi melingkar ini terutama berkaitan dengan dimensi kekuasaan.
Pengelompokan secara vertikal berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki, sesuatu yang dihargai.Distribusi hak dan wewenang, berdasarkan kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, dan kehormatan.
Ukuran yang biasa digunakan untuk menggolongkan penduduk dalam lapisan-lapisan tertentu yaitu:
a) Ukuran kekayaan (kaya miskin, tuan tanah penyewa, )
b) Ukuran kekuasaan (penguasa/ dikuasai) penguasa punya wewenang lebih tinggi
c) Ukuran kehormatan (berpengarug / terpengaruh) ukuran ini ada di masyarakat
tradisional(pemimpin informal)
d) ukuran ilmu pengetahuan (golongan cendekiawan/ rakyat awam)
Tiga sifat Stratifikasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedakan menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification) stratifikasi sosial tertutup adalah stratifikasi sosial yang tidak memungkinkan adanya perpindahan posisi atau terjadinya mobilitas sosial,
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan
mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas
horisontal saja. Contoh: – Sistem kasta.contoh stratifikasi sosial dalam kasta, tidak mungkin Brahmana pindah menjadi Sudra dan sebaliknya. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
– Rasialis.
Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di
posisi kulit putih.
– Feodal.
Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan
b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification) Stratifikasi ini bersifat dinamis karena mobilitasnya sangat besar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. stratifikasi sosial terbuka adalah stratifikasi yang memungkinkan adanya mobilitas sosial baik vertikal naik maupun turun, Contoh seorang buruh berubah menjadi pengusaha atau sebaliknya pengusaha sukses yang bangkrut kemudian berubah menjadi buruh
– Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
– Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperoleh pendidikan asal ada niat dan usaha.
c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial c a m p u r a n m e r u p a k a n kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya, seorang Bali b e r k a s t a Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.
Makanya dikatakan stratifikasi sosial campuran karena stratifikasi sosial yang terjadi akibat bertemunya stratifikasi sosial terbuka dengan stratifikasi sosial tertutup
DASAR/KRITERIA STRATIFIKASI SOSIAL
Adapun dasar atau ukuran yang bisa dipakai untuk menggolongkan anggota masyarakat ke dalam suatu stratifikasi social adalah yang dipakai, dan sebagai berikut :
a). Ukuran kekayaan, seseorang yang memiliki kekayaan paling banyak, akan menempati stratifikasi teratas. Kriteria kekayaan berkaitan dengan pendapatan. Kriteria umum yang biasa digunakan pada lapisan ini antara lain rumah dan perabot mewah, mobil mewah, simpanan dalam bentuk kepemilikan tanah yang luas, nilai pajak yang besar, cara berpakaian serta jenis bahan yang dipakai, dan kebiasaan atau cara berbelanja.
b). Ukuran kekuasaan, seseorang yang memiliki kekuasaan atau mempunyai wewenang terbesar akan menempati strata yang tinggi dalam stratifikasi social masyakat yang bersangkut.Kekuasaan itu didukung oleh unsure lain seperti kedudukan atau posisi dalam masyarakat, kekayaan yang dimiliki, kepandaian, bahkan kelicikan.
c) Ukuran kehormatan/keturunan Orang yang dihormati dan disegani akan mendapatkan tempat strata yang tinggi dan ini biasanya terdapat pada masyarakat yang masih tradisional. Misalnya orang tua yang dianggap bersahaja. Dalam masyarakat feudal, anggota masyarakat dari keluarga raja atau bangsawan akan menempati lapisan atas. Contoh gelar Andi pada masyarakat Bugis.
d) Ukuran ilmu pengetahuan/pendidikan, artinya jika seseorang dinilai mempunyai ilmu pengetahuan yang banyak, maka ia mempunyai penghargaan dari masyarakat tentang dirinya.Contoh cendikiawan, dosen, dokter, hakim dan atlet
Unsur-Unsur stratifikasi sosial
a. Status atau Kedudukan
Status adalah suatu kumpulan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat atau menunjukkan tempat atau posisi seseorang dalam masyarakat.
Status /kedudukan dalam masyarakat terbagi :
1. Ascribed status yaitu status diperoleh melalui kelahiran. Contoh : Seorang menjadi Bangasawan karena orang tuanya seorang bangsawan.
2. Achieved status yaitu status diperoleh melalui usaha yang disengaja. Contoh : seorang bisa menjadi dokter asal memenuhi syarat menjadi dokter
3. Assigned status yaitu status yang diberikan. Contoh : gelar kehormatan diberikan kepada seorang yang berjasa.
b. Peranan
Peranan adalah aspek dinamis dari status seseorang atau suatu yang diharapkan dari seseorang individu tertentu yang menduduki status tertentu.
Menurut Sarjono Soekanto, peranan mencakup 3 hal :
Ø meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi seseorang dalam masyarakat
Ø sebagai konsep mengenai apa yang dapat dilakukan individu dalam masyarakat
Ø sebagai perilaku yang penting bagi struktur social masyarakat.
Sifat/Sistem Stratifikasi Sosial
1. Stratifikasi Social Tertutup adalah bentuk strata yang anggotanya sulit mengadakan mobilitas vertical.Mobilitas hanya terbatas pada mobilitas horizontal karena bersifat diskriminatif. Contoh system kasta di india, masyarakat rasial dan masyarakat feodal.
2. Stratifikasi Social Terbuka adalah setiap anggota strata bebasa berpindah strata social, baik vertical maupun horizontal. Contoh Anak seorang guru SD, berkat ketekunan dan keuletannya mampu menyelesaikan studinya di fakultas kedokteran.
3. Stratifikasi Social Campuran adalah merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka.Misalnya kasta Brahmana yang dihormati di lingkungnya pindah ke Jakarta. Di Jakarta ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat yang baru. Ia akan diperlakukan sesuai dengan kedudukannya di tempat baru.
MACAM-MACAM KRITERIA STRATIFIKASI SOSIAL DI MASYARAKAT
Stratifikasi sosial dapat muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam masyarakat.
1. Masyarakat yang paling sederhana dan homogen, pelapisan social didasarkan pada jenis kelamin, senioritas, dan kekuasaan.
2. Masyarakat berburu, pelapisan social didasarkan pada kepandaian berburu
3. Masyarakat bercocok tanam, pelapisan social didasarkan pada tuan tanah atau pembuka lahan
4. Masyarakat modern, pelapisan social didasarkan pada criteria pendidikan yang menimbulkan beraneka ragam keahlian atau profesi (pembagian kerja). Beberapa pekerjaan dihargai lebih tinggi daripada pekerjaan lain. Hal itu telihat dari imbalan yang diperoleh orang dari suatu pekerjaan. Lalu muncullah orang-orang yang memiliki prestise (wibawa) yang lebih tinggi dan materi yang lebih banyak.akhirnya menimbulkan kelas tertentu.
Pada perkembangnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.
1. Adanya urutan kepangkatan di bidang militer mulai dari tamtama hingga perwira tinggi.
2. Kekuasaan dalam sistem pemerintahan. Sistem pemerintahan sengaja dibuat hirarkis dan birokrasi sehingga pembagian kekuasaan jelas dan mudah.
Menurut Huky (1982) kondisi umum terciptanya stratifikasi sosial dalam masyarakat adalah :
1. Perbedaan ras dan budaya. Perbedaan ciri biologis, latar belakang etnis dan budaya mengakibatkan kelas-kelas sosial tertentu.Contoh, Sebelum PD II kaum kulit putih sebagai lapisan paling atas
2. Pembagian tugas yang terspesialisasi (pembagian kerja) Spesialisasi berkaitan dengan fungsi kekuasaan dan status dalam stratifikasi sosial.
3. Kelangkaan Terjadi karena alokasi hak dan kekuasaan yang jarang atau langka. Kelangkaan terasa bila masyarakat mulai membedakan posisi, alat-alat kekuasaan, dan fungsi-fungsi yang ada dalam waktu yang sama.
. BENTUK-BENTUK/WUJUD STRATIFIKASI SOSIAL
1. Stratifikasi Ekonomi, yaitu Pembagian masyarakat atas kepemilikan harta. Berdasarkan kepemilikan harta, masyarakat dibagi dalam tiga kelas :
· Kelas atas terdiri dari orang-orang kaya yang dengan leluasa memenuhi kebutuhan hidupnya bahkan secara berlebihan
· Kelas Menengah terdiri dari kelompok orang-oang yang berkecukupan yang bisa memenuhi kebutuhan pokok
· Kelas bawah terdiri dari kelomok miskin yang masih belum dapat memenuhi kebutuhan primer.
Menurut Aristoteles golongan sangat kaya (penguasa, tuan tanah, bangsawan)
golongan kaya (pedagang)
golongan miskin (rakyat biasa)
2. Stratifikasi Sosial, yaitu Sistem pengelompokan masyarakat menurut status. Nilai status diukur dari prestise atau gengsi. Contoh orang lebih suka bekerja sebagai pegawai daripada seorang tukang bangunan.
3. Stratifikasi Politik, yaitu Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang dan kekuasaan. Makin tinggi wewenang seseorang makin tinggi lapisan sosialnya.
Contoh – Contoh Sistem stratifikasi yang pernah ada di Indonesia
1. Sistem stratifikasi social dalam masyarakat pertanian
Masyarakat pertanian umumnya menghargai peran pembuka tanah (cikal bakal). Cikal bakal dan keturunnnanya merupakan golongan elite di desanya.Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya yang disebut kuli ceneng. Golongan ketiga adalah petani yang memiliki tanah sedikit dan hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri disebut
PENGARUH/KONSEKUENSI STRATIFIKASI SOSIAL YANG TERDAPAT DI MASYARAKAT.
Konsekuensi stratifikasi sosial, menyebabkan adanya perbedaan sikap dari orang-orang yang berada dalam strata tertentu berdasarkan kekuasaan, privelese dan prestise. Perbedaan sikap tersebut tercermin dari gaya hidup seseorang sesuai dengan strata sosialnya.Pola gaya hidup tersebut dapat dilihat dari :
a. Cara berpakaian, Dapat dilihat dari cara berbusananya. Biasanya masyarakat kelas atas menggunakan busana dari perancang luar negerinya.
b. Tempat tinggal/rumah dan perabot. Umumnya masyarakat kelas atas akan membangun rumah yang besar dan mewah dengan gaya arsitektur yang indah.sedangkan masyarakat strata menengah lebih rumah memilih bentuk dan tipe rumah yang sederhana bahkan ada juga yang memilih tinggal di rumah susun.Selain itu perabot rumah tangga merupakan barang-barang import.
c. Bahasa dan Gaya/Cara Berbicara
Mereka yang termasuk dalam golongan stratifikasi atas memiliki gaya bicara yang sering mengadaptasi istilah-istilah asing serta penuh dengan etika kesopanan. Sedangkan masyarakat strata bawah memilih gaya bicara yang tidak terlalu memperhatikan etika dan terkadang mengeluarkan kata-kata yang kurang sopan.
d. Pendidikan. Masyarakat yang tergolong strata atas umumnya memilih memasukkan anak-anak mereka pada sekolah-sekolah ataupun univesitas di lua negeri. Sedangkan masyarakat strata bawah lebih memilih menyekolahkan anak-anak mereka di sekolah dalam negeri.
e. Makanan. Kelompok kelas atas umumnya makan di restoran-restoran terkenal dengan menu-menu berasal dari luar negeri. Kelompok kelas bawah mengkonsumsi makanan dalam negeri hasil olahan sendiri.
f. Gelar, Pangkat atau Jabatan. Kelompok atas umumnya memiliki sejumlah gelar atau pangkat yang memngikuti namanya.
g. Kegemaran/Hobi dan Rekreasi. Biasanya orang-orang dalam strata atas memilih olehraga yang esklusif seperti golf, terbang layang,balap mobil, dsb.Begitu pula rekreasi, mereka memilih berekreasi ke luar daerah bahkan luar negeri. Sedangkan masyarakat strata bawah memilih hobi dan rekreasi yang tidak mengeluarkan biaya, seperti sepak bola.
2.Diferensiasi Sosial
Diferensiasi sosial adalah klasifikasi atau penggolongan masyarakat berdasarkan perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sejajar atau sama. Pengertian sama disini menunjukkan pada penggolongan atau klasifikasi masyarakat secara horisontal, mendatar, atau sejajar. Asumsinya adalah tidak ada golongan dari
pembagian tersebut yang lebih tinggi daripada golongan lainnya. Pengelompokan horisontal yang didasarkan pada perbedaan ras, etnis (sukubangsa), klan dan agama disebut kemajemukan sosial, sedangkan pengelompokan berasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas social.
Pada intinya hal-hal yang terdapat dalam diferensiasi itu tidak
terdapat tingkatan-tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan
individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak
lahir. contohnya saja, suku sunda dan suku batak memiliki kelebihan
masing-masing. jadi seseorang tidak bisa menganggap suku bangsanya lebih
baik, karena itu akan menimbulkan etnosentrisme dalam masyarakat.
diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam masyarakat, bukan untuk menjadikan kita berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadi di Afrika Selatan.
diferensiasi merupakan perbedaan yang dapat kita lihat dan kita rasakan dalam masyarakat, bukan untuk menjadikan kita berbeda tingkat sosialnya seperti yang terjadi di Afrika Selatan.
Adapun jenis diferensiasi sosial menurut kategorinya dibedakan menjadi:
a. diferensiasi ras
b. diferensiasi suku bangsa
c. diferensiasi klen
d. diferensiasi agama
e. diferensiasi profesi/pekerjaan
f. diferensiasi jenis kelamin
g.Diferensiasi Asal Daerah
a. diferensiasi ras
b. diferensiasi suku bangsa
c. diferensiasi klen
d. diferensiasi agama
e. diferensiasi profesi/pekerjaan
f. diferensiasi jenis kelamin
g.Diferensiasi Asal Daerah
h.Diferensiasi Partai
Pengelompokan masyarakat membentuk delapan criteria diferensiasi social, antara lain:
1. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri fisik bawaan yang sama.
Diperensiasi ras adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
Secara garis besar manusia terbagi kedalam ras-ras sebagai berikut:
a. Menurut A..L. Krober
1) Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
2) Mongoloid
– Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur).
– Malayan Mongoloid (Asia Tenggara dan Penduduk Asli Taiwan).
– American Mongoloid (Penduduk asli Amerika).
3) Kaukasoid
– Nordic (Erofa Utara, sekitar Laut Baltik).
– Alpine (Erofa Tengah dan Erofa Timur).
– Mediterania (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran).
– Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).
4) Negroid
– African Negroid (Benua Afrika).
– Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang
Semang, Filipina).
– Malanesian (Irian, Melanesia).
5) Ras-ras Khusus (tidak dapat diklasifikasikan kedalam empat ras pokok)
– Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan).
– Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan).
– Polynesian (kepulauan Micronesia, dan Polinesia).
– Ainu ( di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang).
b. Menurut Ralph Linton
1) Mongoloid
Ciri-ciri:
– kulit kuning sampai sawo mateng
– rambut lurus
– bulu badan sedikit
– mata sipit (Asia Mongoloid)
· Mongoloid Asia : Sub Ras Tionghoa (Jepang, Vietnam, Taiwan)
Sub Ras Melayu (Malaysia, Filipina, Indonesia)
· Mongoloid Andian (orang Indian di Amerika)
2) Kaukasoid
Ciri-ciri:
– hidung mancung
– kulit putih
– rambut pirang sampai coklat kepirang kehitaman
– kelopak mata lurus
· Ras Nordic
· Alpin Mediteran
· Armenoid
· India
3) Negroid
Ciri-ciri:
– rambut keriting
– kulit hitam
– bibir tebal
– kelopak mata lurus
· Sub Ras Negroid
· Nilitz
· Negro Rimba
· Negro Oseanis
· Hetentot Boysesman
Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras, antara lain:
· Negrito, suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
· Veddoid, suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatra Selatan, Toala dan Tomuna di
Sulawesi.
· Neo Melanosoid, kepulauan Kei dan Aru.
· Melayu:
– Melayu Tua (Proto Melayu), orang Batak, Toraja dan Dayak.
– Melayu Muda (Deutro Melayu), orang Aceh, Minang, Bugis/Makasar.
2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang
masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis
yang sama, seperti ras, namun suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:
– Ciri fisik
– Bahasa daerah
– Kesenian
– Adat-istiadat
Suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut:
· Pulau Sumatra : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkuku, Jambi, Palembang, Melayu
dan sebagainya.
· Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger dan sebagainya.
· Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar dan sebagainya.
· Pulau Sulawesi : Bugis, Toraja, Minahasa, Toil-Toli, Makassar, Bolaang-mangondow,
Gorontalo dan sebagainya.
· Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima Lombok, Flores, Timoer, Rote.
· Kepulauan Maluku dan Irian : Ternate, Tidore, Dani Asmat.
3. Diferensiasi Klen (Clan)
Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis),
kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adapt (tradisi). Klen adalah system
social berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi di
masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
· Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:
– Masyarakat Batak (sebutan Marga)
– Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun,
Paranginangin.
– Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
– Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
– Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan,
Pangkarego, Paat, Supit.
– Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina,
Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
– Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa,
Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
· Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat :
– Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampung-
kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo,
Dalimo, Kampai dan sebagainya.
– Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system matrilineal.
4. Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan
agama/kepercayaannya.
a. Komponen-komponen Agama
· Emosi keagamaan
· System keyakinan
· Upacara keagamaan
· Tempat ibadah
· Umat
b. Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangan agama mempengaruhi masyarakat begitu juga masyarakat
mempengaruhi agama.
5. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat atas dasar jenis pekerjaan atau
profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misal profesi guru
memerlukan keterampilan khusus, seperti: pandai berbicara, bisa membimbing, sabar dan
sebagainya.
Berdasarkan perbedaan profesi orang dimasyarakat berprofesi: guru, dokter, pedagang,
buruh, pegawai negri, tentara dan sebagainya.
6. Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan
seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari
struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu maka ada
kelompok laki-laki/pria dan kelompok wanita/perempuan.
7. Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat
tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
– masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa.
– Masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat ditemukan dalam hal-hal berikut:
– perilaku
– tutur kata
– cara berpakaian
– cara menghias rumah dan sebagainya.
8. Diferensiasi Partai
Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan
negara, yang berupa kesatuan-kesatuan social, seazas, seideologi dan sealiran.
1. Diferensiasi Ras
Ras adalah suatu kelompok manusia yang memiliki cirri-ciri fisik bawaan yang sama.
Diperensiasi ras adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri fisiknya.
Secara garis besar manusia terbagi kedalam ras-ras sebagai berikut:
a. Menurut A..L. Krober
1) Austroloid, mencakup penduduk asli Australia (Aborigin).
2) Mongoloid
– Asiatik Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur).
– Malayan Mongoloid (Asia Tenggara dan Penduduk Asli Taiwan).
– American Mongoloid (Penduduk asli Amerika).
3) Kaukasoid
– Nordic (Erofa Utara, sekitar Laut Baltik).
– Alpine (Erofa Tengah dan Erofa Timur).
– Mediterania (sekitar Laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab, Iran).
– Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).
4) Negroid
– African Negroid (Benua Afrika).
– Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Malaya yang dikenal dengan nama orang
Semang, Filipina).
– Malanesian (Irian, Melanesia).
5) Ras-ras Khusus (tidak dapat diklasifikasikan kedalam empat ras pokok)
– Bushman (gurun Kalahari, Afrika Selatan).
– Veddoid (pedalaman Sri Langka, Sulawesi Selatan).
– Polynesian (kepulauan Micronesia, dan Polinesia).
– Ainu ( di pulau Hokkaido dan Karafuto Jepang).
b. Menurut Ralph Linton
1) Mongoloid
Ciri-ciri:
– kulit kuning sampai sawo mateng
– rambut lurus
– bulu badan sedikit
– mata sipit (Asia Mongoloid)
· Mongoloid Asia : Sub Ras Tionghoa (Jepang, Vietnam, Taiwan)
Sub Ras Melayu (Malaysia, Filipina, Indonesia)
· Mongoloid Andian (orang Indian di Amerika)
2) Kaukasoid
Ciri-ciri:
– hidung mancung
– kulit putih
– rambut pirang sampai coklat kepirang kehitaman
– kelopak mata lurus
· Ras Nordic
· Alpin Mediteran
· Armenoid
· India
3) Negroid
Ciri-ciri:
– rambut keriting
– kulit hitam
– bibir tebal
– kelopak mata lurus
· Sub Ras Negroid
· Nilitz
· Negro Rimba
· Negro Oseanis
· Hetentot Boysesman
Indonesia didiami oleh bermacam-macam Sub Ras, antara lain:
· Negrito, suku Semang di Semenanjung Malaya dan sekitarnya.
· Veddoid, suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatra Selatan, Toala dan Tomuna di
Sulawesi.
· Neo Melanosoid, kepulauan Kei dan Aru.
· Melayu:
– Melayu Tua (Proto Melayu), orang Batak, Toraja dan Dayak.
– Melayu Muda (Deutro Melayu), orang Aceh, Minang, Bugis/Makasar.
2. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)
Menurut Hassan Shadily MA, suku bangsa atau etnis adalah segolongan rakyat yang
masih dianggap mempunyai hubungan biologis.
Diferensiasi suku bangsa merupakan penggolongan manusia berdasarkan ciri-ciri biologis
yang sama, seperti ras, namun suku bangsa memiliki kesamaan budaya sebagai berikut:
– Ciri fisik
– Bahasa daerah
– Kesenian
– Adat-istiadat
Suku bangsa yang ada di Indonesia yaitu sebagai berikut:
· Pulau Sumatra : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkuku, Jambi, Palembang, Melayu
dan sebagainya.
· Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger dan sebagainya.
· Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar dan sebagainya.
· Pulau Sulawesi : Bugis, Toraja, Minahasa, Toil-Toli, Makassar, Bolaang-mangondow,
Gorontalo dan sebagainya.
· Kepulauan Nusa Tenggara : Bali, Bima Lombok, Flores, Timoer, Rote.
· Kepulauan Maluku dan Irian : Ternate, Tidore, Dani Asmat.
3. Diferensiasi Klen (Clan)
Klen / kerabat luas / keluarga besar. Klen merupakan kesatuan keturunan (genealogis),
kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adapt (tradisi). Klen adalah system
social berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama umumnya terjadi di
masyarakat unilateral baik melalui garis ayah (patrilineal) atau ibu (matrilineal).
· Klen atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal) terdapat pada:
– Masyarakat Batak (sebutan Marga)
– Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun,
Paranginangin.
– Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar.
– Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
– Masyarakat Minahasa (klennya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut, Tombokan,
Pangkarego, Paat, Supit.
– Masyrakat Ambon (klennya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani, Latuconsina,
Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
– Masyarakat Flores (klennya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge, Da Costa,
Leimena, Kleden, De-Rosari, Paeira.
· Klen atas dasar garis keturunan ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat :
– Minangkabau, klennya disebut suku yang merupakan gabungan dari kampung-
kampung, nama klennya antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo,
Dalimo, Kampai dan sebagainya.
– Masyarakat Flores, yaitu suku Ngadu juga menggunakan system matrilineal.
4. Diferensiasi Agama
Diferensiasi agama adalah pengelompokan masyarakat berdasarkan
agama/kepercayaannya.
a. Komponen-komponen Agama
· Emosi keagamaan
· System keyakinan
· Upacara keagamaan
· Tempat ibadah
· Umat
b. Agama dan Masyarakat
Dalam perkembangan agama mempengaruhi masyarakat begitu juga masyarakat
mempengaruhi agama.
5. Diferensiasi Profesi (pekerjaan)
Diferensiasi profesi adalah pengelompokan masyarakat atas dasar jenis pekerjaan atau
profesinya. Profesi biasanya berkaitan dengan keterampilan khusus. Misal profesi guru
memerlukan keterampilan khusus, seperti: pandai berbicara, bisa membimbing, sabar dan
sebagainya.
Berdasarkan perbedaan profesi orang dimasyarakat berprofesi: guru, dokter, pedagang,
buruh, pegawai negri, tentara dan sebagainya.
6. Diferensiasi Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan kategori dalam masyarakat yang didasarkan pada perbedaan
seks atau jenis kelamin (perbedaan biologis). Perbedaan biologis ini dapat kita lihat dari
struktur organ reproduksi, bentuk tubuh, suara, dan sebagainya. Atas dasar itu maka ada
kelompok laki-laki/pria dan kelompok wanita/perempuan.
7. Diferensiasi Asal Daerah
Diferensiasi ini merupakan pengelompokan manusia berdasarkan asal daerah atau tempat
tinggalnya, desa atau kota. Terbagi menjadi:
– masyarakat desa : kelompok orang yang tinggal di pedesaan atau berasal dari desa.
– Masyarakat kota : kelompok orang yang tinggal di perkotaan atau berasal dari kota.
Perbedaan orang desa dengan orang kota dapat ditemukan dalam hal-hal berikut:
– perilaku
– tutur kata
– cara berpakaian
– cara menghias rumah dan sebagainya.
8. Diferensiasi Partai
Diferensiasi partai adalah perbedaan masyarakat dalam kegiatannya mengatur kekuasaan
negara, yang berupa kesatuan-kesatuan social, seazas, seideologi dan sealiran.
Diferensiasi sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut:
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa,kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Struktur Sosial
Sebagian para ahli sosiologi menganggap struktur social identik dengan lembaga social, bangunan social dan lembaga kemasyarakatan. Dalam Antropologi social konsep struktur social dianggap sama dengan organisasi social, khususnya jika dihubungkan dengan masalah kekerabatan dan kelembagaan atau hokum pada masyarakat yang masih sederhana.
Raymond Firth (1961) menyatakan bahwa struktur social merupakan suatu pergaulan hidup manusia yang meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
Soerjono Soekanto (1993) bahwa struktur social diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi social dan peranan-peranan social.
Elemen dasar struktur sosial
1. status sosial
2. peran sosial
3. kelompok
4. lembaga
Ciri-ciri Umum Struktur Sosial pada masyarakat :
1. Secara horizontal,
Masyarakat ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan social. Kesatuan social berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, profesi, ras, adat, kedaerahan.
Seluruh masyarakat berdasarkan karakterisriknya terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok social yang memiliki karakteristik sama. contoh : Ras, suku bangsa, gender, agama
2. Secara vertical,
Ketidaksamaan social vertical adalah perbedaan antarindividu/kelompok yang menunjukkan adanya tingakatan lebih rendah atau tingkatan lebih tinggi
Struktur social masyarakat ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antarkelas social
Hirarki status-status social dengan segala peranannya dari struktur status yang tertinggi hingga struktur status yang terendah. Contoh struktur pemerintahan sebuah desa/kelurahan berisi kepala desa, carik, kepala dusun, RW dan ketua RT. Struktur ini dilihat dari struktur kekuasaan perangkat pemerintah desa.
Bentuk struktur social di Indonesia Menurut Nasikun
1. Vertical disebut stratifikasi social (struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan-lapisan sosial)
2. Horizontal disebut Diferensiasi Sosial (struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, dan adat
Bentuk struktur social dalam masyarakat dapat melihat dari beberapa sudut di antaranya sebagai berikut :
• Dilihat dari sifatnya
• struktur social kaku (anggota masyarakat sulit melakukan perpindahan status). Contoh Kasta
• struktur social luwes (Anggota masyarakat bebas bergerak melakukan perubahan). Contoh : stratifikasi social tebuka
• struktur social formal (bentuk struktur social yang diakui oleh pihak yang berwenang. contoh : Bupati
• struktur social informal (struktur social yang nyata ada dan berfungsi, tetapi tidak memiliki ketetapan hokum dan tidak diakui oleh pihak yang berwenang. Contoh : tokoh masyarakat
• Dilihat dari identitas keanggotaan masyarakat
• struktur social homogeny (terdapat latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota masyarakatnya). Contoh kesamaan ras
• struktur social yang heterogen (keragaman identitas dari anggota masyarakat seperti memiliki latar belakang ras)
• Dilihat dari ketidaksamaan social
• keadaan geografis (menghasilkan perbedaan mata pencarian, corak dan tradisi)
• etnis (Ras atau suku bangsa memilki latar belakang nenek moyang yang berbeda, hidup terpencar di pulau-pulau yang terpisah oleh lautan menyebabkan timbul keanekaragaman budaya.
• kemampuan atas potensi diri (perbedaan potensi dii menghasilkan perbedaan profesi, kekayaan, hobi, dsb.
• latar belakang social (menghasilkan perbedaan tingkat pendidikan, peranan, prestise, dan kekuasaan).
Bentuk Struktur Sosial menjadi dua tipe Menurut Peter M. Blau:
1. Intersected (interseksi)
• Jika keanggotaan dalam kelompok-kelompok social yang ada bersifat menyilang (interseksi). Artinya, keanggotaan dalam kelompok social tersebut memiliki latar belakang ras,suku bangsa, ataupun agama yang berbeda-beda.
2. Consolidated (konsolidasi),
• Jika terjadi tumpang tindih parameter (tolak ukur) dan mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah kelompok social. Dalam proses social, kelompok social berkembang menjadi wadah bagi individu-individu yang memiliki latar belakang ras, suku, kebiasaan, dan kepercayaan yang sama.
Konsekuensi Bentuk struktur Sosial
1. interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan dalam suatu kelompok sosial dari berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin, atau kelas sosial dalam suatu masyarakat majemuk.
Setiap kelompok masyarakat tentu mempunyai kekhasannya masing-masing entah itu ada, agama dan sebagainya. Namun sebagai bangsa indonesia, kelompok yang satu tak bisa dipisahkan dari kelompok lainnya. Misalnya mereka termasuk kelompok etnik tertentu juga menjadi anggota kelompok agama tertentu. Lihat gambar berikut ini
Gambar di atas menunjukkan adanya proses interseksi. artinya anggota kelompok sosial tertentu juga menjadi anggota sosial lainnya dan tidak menutup kemungkinan kelompok itu terdiri dari berbagai macam suku, agama, kelas dan profesi.
Interseksi terjadi bisa melalui :
a. hubungan ekonomi, melalui perdagangan dan perindustrian
b. hubungan sosial, melalui perkawinan dan pendidikan
c. hubungan politik melalui hubungan diplomatiknatau hubungan antanegara
Proses hubungan social diantara kelompok-kelompok social di dalam masyarakat majemuk mengakibatkan dua hal yaitu poses integrasi dan konflik social. Proses integrasi social terjadi jika hubungan di antara kelompok-kelompok social berlangsung secara interseksi atau bersilang sehingga perbedaan social di antara kelompok-kelompok social tersebut diperkecil oleh adanya kesamaan-kesamaan diantara mereka.
Dampak interseksi :
a. meningkatkan solidaritas
b. menimbulkan potensi konflik
Bentuk hubungan kelompok secara interseksi terdapat pada gambar dibawah ini :
Gambar diatas : Bentuk interseksi, tiga kelompok disatukan oleh adanya kesamaan-kesamaan di antara mereka.
2. Konsolidasi
Konsolidasi merupakan suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok social melaluitumpang tindih anggota. Sekaligus punya arti memperkuat rasa persatuan antarkomponen atau kebudayaan masyarakat dengan mengedepankan parameter nilai kesatuan seperti nasionalisme.
Konsolidasi merupakan hubungan yang justru menciptakan perbedaan-perbedaan social yang mencolok. Hubungan konsolidasi terjadi apabila masing-masing kelompok tidak terkait satu sama lain tetapi justru saling memperkuat perbedaan mereka, dengan menambah perbedaan dalam aspek lain sehingga perbedaan antarkelompok tersebut semakin tajam
Gambar diatas. Hubungan antarkelompok social yang mengambil bentuk konsolidasi. Ketiga kelompok saling terpisah dan berbeda satu sama lain
3. Mutual akulturasi
Masyarakat setempat menyukai unsure kebudayaan lain kemudian mempelajari dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Primodialisme
adalah ikatan utama seseorang dalam kehidupan social dengan hal-hal yang dibawa sejak lahir seperti suku bangsa, ras atau daerah kelahiran.
5. politik aliran (sectarian)
Fungsi Struktur Sosial
1. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu displin social
2. Sebagai pengawas social
3. Merupakan karakteristik yang khas yang dimiliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan warna yang berbeda dari nasyarakat lain.
DIFERENSISASI SOSIAL
Diferensiasi social adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarkis). Dengan kata lain, tidak ada gologan dari pembagian tersebut yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah.
Menurut Kamus Sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.
Dalam masyarakat beragam (plural society), pengelompokan horizontal (didasarkan perbedaan ras, etnis, klan, dan agama disebut istilah Kemajemukan Sosial. Sedangkan berdasarkan (perbedaan profesi dan jenis kelamin) disebut Heterogenitas social.
Kemajemukan Sosial ditandai perbedaan :
1. Ciri fisik disebut Ciri-ciri Fenotif Kuantitatif
2. Ciri social
Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan,peranan,prestise dan kekuasaan yang menimbulkan perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat.Contoh perilaku tentara berbeda dengan guru.
3. Ciri budaya
Berhubungan dengan pandangan hidup suatu masyaakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya seperti religi, system kekeluargaan,keuletan, dan ketangguhan.Contoh hasil nilai tersebut adalah bahasa
B. BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL
1. Diferensiasi social berdasarkan ras
Pengelompokan masyarakat berdasarkan ras merupakan pengelompokan yang bersifat jasmaniah, berdasarkan pada ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk bagian wajah.
Definisi ras yang dikemukakan oleh Koentjaranigrat sebagai berikut : “ras adalah suatu golongan yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu frekuensi yang besar “.Dari pengertian inii tampak jelas bahwa ras merupakan penggolongan yang bersifat jasmaniah semata, bukan penggolongan yang bersifat rohaniah.
Dewasa ini para ahli antropologi ragawi tidak saja menggambarkan adanya berbegai macam ras di dunia ini, tetapi juga menggambarkan keterkaitan atau hubungan asal usul antara ras-ras yang ada dan pencabangannya sehingga mendorong berkembangnya penggolongan ras berdasarkan klasifikasi Filogenetik.
Salah satu klasifikasi ras dari A.L.Koeber (1948) yang menggambarkan penggolongan ras-ras terpenting di dunia, serta hubungan antara satu dan yang lain sebagai berikut :
(1) Australoid merupakan penduduk asli Australia
(2) Mongoloid
a. Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur)
b. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan)
c. American Momgoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dari orang-orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan).
(3) KauKasoid
a. Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
b. Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
c. Mediterranean (penduduk sekitar Laut Tengah, Amerika Utara, Armenia,arab, dan Iran)
d. Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).
(4) Negroid
a. African Negroid (Benua Afrika)
b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filiphina)
c. Maleniesian (Irian, Malanesia)
(5) Ras-Ras Khusus
a. Bushman (di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan)
b. Veddoid (di pedalaman Sri Langka dan Sulawesi Selatan)
c. Polynesian (di kepulauan mikronesia dan Polinesia)
d. Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido Jepang Utara)
Beberapa Ras yang mendiami Indonesia dewasa ini, antara lain sebagai berikut :
Faktor yang membedakan ciri-ciri fisik setiap RAS :
1. Kondisi geografis dan iklim
Orang yang hidup di daerah dingin memiliki hidung panjang karena membantu memanaskan dan melembabkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Sedangkan orang di daerah tropis memiliki hidung lebar.
2. Faktor makanan
Menimbulkan variasi sosok tubuh. Orang ynag di daerah dingin bertubuh besar sedangkan di daeah tropis cenderung bertubuh pendek dan kecil.
3. Faktor perkawinan (amalgamasi)
Hal ini disebabkan mobilitas masyarakat yang demikian besar. Amalmagasi bukan hanya terjadi antar ras tetapi juga antar etnis. Contoh di Indonesia orang Jawa kawin dengan orang padang.
2. Diferensiasi social berdasarkan etnis
Diferensiasi social berdasarkanetnis atau suku bangsa menunjukkan bahwa masyarakat terdiri atas
berbagai suku bangsa dengan bahsa dan kebudayaan masing-masing. Apa yang dimaksud dengan etnia atau suku bangsa?
(1) Menurut Koentjaraningrat (1979), suku bangsa atau etnis didefinisikan sebagai group suatu kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaan dan identitas tadi sering kali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
(2) Menurut William Kornblum (1988) kelompok etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau dianggap pasti sama.
(3) Menurut Alex Thio (1989), kelompok etnis adalah sekelompok orang yang saling berbagi warisan kebudayaan tertentu.
(4) Menurut Bruce J. Cohen (1988) menyatakan bahwa kelompok etnis dibedakan oleh karakteristik budaya yang dimiliki oleh para angggotanya. Karakteristik itu meliputi agama, bahasa, atau kebangsaan. Ada perbedaan antara etnis dan ras, yaitu ras dibedakan dalam penampilan fisiknya, sedangkan etnis dibedakan dalam karakteristik budayanya.
Jumlah suku Bangsa di Indonesia
1. C. Van Vollen houven (316 buah)
2. Prof. Dr. Koentjaranigrat (119)
Suku Bangsa di Indonesia
3. Diferensiasi social berdasarkan agama
Diferensiasi social berdasarkan agama terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat, contoh umat Islam. Sebutan tersebut menunjukkan adanya penggolongan penduduk atau warga masyarakat berdasarkan agama yang dianut.
Menurut Emile Durkheim (1976), agama adalah suatu system kepercayaan beserta paktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sacral yang menyatukan pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Agama berisi tentang :
(1) sesuatu yang dianggap sacral, melebihi kehidupan duniawi dan menimbulkan rasa kekaguman dan penghormatan.
(2) sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakti
(3) penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktivitas keagamaan dan
(4) sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama
4. Diferensiasi social berdasarkan gender
Gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang tersusun secara social dan cultural. Misalnya, perempuan itu secara umum dikenal lemah, lembut, cantik,emosional, atau keibuan. Sementara itu, laki-laki dianggap memiliki sifat kuat,rasional, jantan, dan perkasa. Sementara itu, banyak laki-laki yang emosional dan lembah lembut. Jadi sifat gender dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan.
Konsekuensi dari perbedaan jenis kelamin sebagai berikut :
1. Tugas-tugas sosial keseharian. Tugas ibu mengurus rumah tangga, sedangkan tugas ayah mencari nafkah untuk keluarga.
2. Psikologis keluarga. Secara psikologis anak-anak dekat dengan ibunya, hal ini karena ikatan batin yang dalam.
3. Fungsi anatomi. Secara kodrati perempuan telah dipersiapkan untuk melahirkan serta menyusui. Sementara laki-laki dipersiapkan untuk menjadi pelindung keluarga.
5. Diferensiasi social berdasarkan Klan (disebut extended family)
Klan merupakan kesatuan geneologis (kesatuan keturunan), eligio magis (kesatuan kepercayaan) dan tradisi (kesatuan adat). Sifat religio magis pada klan tercermin dalam pandangan mereka terhadap kesakralan hubungan kekeluargaan klan. Contoh, pada masyarakat Batak, apabila ada peristiwa kelahiran, kematian,dll, semua anggota semarga klan mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan upacara adatnya.
Kesatuan geneologis adalah ikatan darah atau keturunan yang sama yakni garis keturunan ibu atau garis keturunan ayah. Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan atas dasar garis keturunan ibu dan klan atas dasar garis keturunan ayah.
6. Diferensiasi social berdasarkan Profesi
Penggelompokkan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesi.Contoh profesi guru, dsb. Perbedaan profesi juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contoh. perilaku tentara berbeda dengan guru dalam melaksanakan pekerjaannya.
C. BERBAGAI PENGARUH DIFERENSIASI SOSIAL YANG TERDAPAT DALAM MASYARAKAT.
Kemejemukan social atau diferensiasi social dalam masyarakat membawa pengaruh, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negative, diantaranya adalah :
a. Primodialisme
Primodialisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dibanding dengan kelompok lain. Contohnya adalah praktek nepotisme dalam merekrut atau menempatkan orang-orang yang berasal dari daerah atau suku bangsa yang sama dalam sebuah organisasi atau perusahaan.Meilitas menurut Robuskha dan Shepsle (1972) Primodialisme adalah loyalitas yang berlebihan terhadap sub-nasional, seperti suku bangsa, agama, ras, kedaerahan, dan keluarga. Loyalitas yang berlebihan dapat mengancam stabilitas dan keberadaan Negara suatu bangsa.
Segi positif dari paham ini adalah mengikat dan memperkuat ikatan suatu kelompok terutama dalam menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan segi negatifnya adalah membangkitkan prasangka dan pemusuhan terhadap kelompok lain yang tidak sepaham atau tidak sama dengan kelompoknya. Hal tersebut awan terhadap munculnya konflik social.
b. Etnosentisme
Etnosentrisme adalah suatu sikap atau paham yang menganggap budaya masyaakatnya lebih tinggi disbanding dengan budaya masyarakat yang lain. Contoh aliran NAZI yang beranggapan ras Arya-lah yang paling unggul untuk menguasai dunia.
Etnosentrisme dapat menjadi ikatan kelompoknya semakin kuat bahakan dapat menimbulkan semangat patriotism. Namun , disisi lain dapat menimbulkan konflik antar golongan atau kebudayaan.
c. Sektarian (politik aliran)
Politik aliaran adalah kegiatan politik praktis anggota masyarakat akibat munculnya sentiment primodial tersebut.Politik aliaran ini diorganisir secara politik. Politik aliran ini adalah bentuk kegiatan politik yang berorientasi pada loyalitas terhadap kelompok aliran atau etnik atau sub-kultur tertentu.
Sektarian atau politik aliran merupakan keadaan di mana sebuah kelompok tertentu dikelilingi oleh sejumlah organiasasi massa (ormas), baik formal maupun informal yang menjadi pengikutnya. Biasanya dalam politik aliran ada pengikat di antara anggotanya berdasakan persamaan ideology. Contoh, ormas NU.
a. Ciri Fisik
Diferensiasi ini terjadi karena perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk mata, rambut, hidung, muka, dsb.
b. Ciri Sosial
Diferensiasi sosial ini muncul karena perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan, prestise dan kekuasaan.
Contohnya : pola perilaku seorang perawat akan berbeda dengan seorang karyawan kantor.
c. Ciri Budaya
Diferensiasi budaya berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya, seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan (etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat dari bahasa,kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
Struktur Sosial
Sebagian para ahli sosiologi menganggap struktur social identik dengan lembaga social, bangunan social dan lembaga kemasyarakatan. Dalam Antropologi social konsep struktur social dianggap sama dengan organisasi social, khususnya jika dihubungkan dengan masalah kekerabatan dan kelembagaan atau hokum pada masyarakat yang masih sederhana.
Raymond Firth (1961) menyatakan bahwa struktur social merupakan suatu pergaulan hidup manusia yang meliputi berbagai tipe kelompok yang terjadi dari banyak orang dan meliputi pula lembaga-lembaga di mana orang banyak tersebut ambil bagian.
Soerjono Soekanto (1993) bahwa struktur social diartikan sebagai hubungan timbal balik antara posisi-posisi social dan peranan-peranan social.
Elemen dasar struktur sosial
1. status sosial
2. peran sosial
3. kelompok
4. lembaga
Ciri-ciri Umum Struktur Sosial pada masyarakat :
1. Secara horizontal,
Masyarakat ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan social. Kesatuan social berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, profesi, ras, adat, kedaerahan.
Seluruh masyarakat berdasarkan karakterisriknya terbagi-bagi dalam kelompok-kelompok social yang memiliki karakteristik sama. contoh : Ras, suku bangsa, gender, agama
2. Secara vertical,
Ketidaksamaan social vertical adalah perbedaan antarindividu/kelompok yang menunjukkan adanya tingakatan lebih rendah atau tingkatan lebih tinggi
Struktur social masyarakat ditandai oleh adanya perbedaan-perbedaan antarkelas social
Hirarki status-status social dengan segala peranannya dari struktur status yang tertinggi hingga struktur status yang terendah. Contoh struktur pemerintahan sebuah desa/kelurahan berisi kepala desa, carik, kepala dusun, RW dan ketua RT. Struktur ini dilihat dari struktur kekuasaan perangkat pemerintah desa.
Bentuk struktur social di Indonesia Menurut Nasikun
1. Vertical disebut stratifikasi social (struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan lapisan-lapisan sosial)
2. Horizontal disebut Diferensiasi Sosial (struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama, dan adat
Bentuk struktur social dalam masyarakat dapat melihat dari beberapa sudut di antaranya sebagai berikut :
• Dilihat dari sifatnya
• struktur social kaku (anggota masyarakat sulit melakukan perpindahan status). Contoh Kasta
• struktur social luwes (Anggota masyarakat bebas bergerak melakukan perubahan). Contoh : stratifikasi social tebuka
• struktur social formal (bentuk struktur social yang diakui oleh pihak yang berwenang. contoh : Bupati
• struktur social informal (struktur social yang nyata ada dan berfungsi, tetapi tidak memiliki ketetapan hokum dan tidak diakui oleh pihak yang berwenang. Contoh : tokoh masyarakat
• Dilihat dari identitas keanggotaan masyarakat
• struktur social homogeny (terdapat latar belakang kesamaan identitas dari setiap anggota masyarakatnya). Contoh kesamaan ras
• struktur social yang heterogen (keragaman identitas dari anggota masyarakat seperti memiliki latar belakang ras)
• Dilihat dari ketidaksamaan social
• keadaan geografis (menghasilkan perbedaan mata pencarian, corak dan tradisi)
• etnis (Ras atau suku bangsa memilki latar belakang nenek moyang yang berbeda, hidup terpencar di pulau-pulau yang terpisah oleh lautan menyebabkan timbul keanekaragaman budaya.
• kemampuan atas potensi diri (perbedaan potensi dii menghasilkan perbedaan profesi, kekayaan, hobi, dsb.
• latar belakang social (menghasilkan perbedaan tingkat pendidikan, peranan, prestise, dan kekuasaan).
Bentuk Struktur Sosial menjadi dua tipe Menurut Peter M. Blau:
1. Intersected (interseksi)
• Jika keanggotaan dalam kelompok-kelompok social yang ada bersifat menyilang (interseksi). Artinya, keanggotaan dalam kelompok social tersebut memiliki latar belakang ras,suku bangsa, ataupun agama yang berbeda-beda.
2. Consolidated (konsolidasi),
• Jika terjadi tumpang tindih parameter (tolak ukur) dan mengakibatkan penguatan identitas keanggotaan dalam sebuah kelompok social. Dalam proses social, kelompok social berkembang menjadi wadah bagi individu-individu yang memiliki latar belakang ras, suku, kebiasaan, dan kepercayaan yang sama.
Konsekuensi Bentuk struktur Sosial
1. interseksi merupakan persilangan atau pertemuan keanggotaan dalam suatu kelompok sosial dari berbagai seksi, baik berupa suku, agama, jenis kelamin, atau kelas sosial dalam suatu masyarakat majemuk.
Setiap kelompok masyarakat tentu mempunyai kekhasannya masing-masing entah itu ada, agama dan sebagainya. Namun sebagai bangsa indonesia, kelompok yang satu tak bisa dipisahkan dari kelompok lainnya. Misalnya mereka termasuk kelompok etnik tertentu juga menjadi anggota kelompok agama tertentu. Lihat gambar berikut ini
Gambar di atas menunjukkan adanya proses interseksi. artinya anggota kelompok sosial tertentu juga menjadi anggota sosial lainnya dan tidak menutup kemungkinan kelompok itu terdiri dari berbagai macam suku, agama, kelas dan profesi.
Interseksi terjadi bisa melalui :
a. hubungan ekonomi, melalui perdagangan dan perindustrian
b. hubungan sosial, melalui perkawinan dan pendidikan
c. hubungan politik melalui hubungan diplomatiknatau hubungan antanegara
Proses hubungan social diantara kelompok-kelompok social di dalam masyarakat majemuk mengakibatkan dua hal yaitu poses integrasi dan konflik social. Proses integrasi social terjadi jika hubungan di antara kelompok-kelompok social berlangsung secara interseksi atau bersilang sehingga perbedaan social di antara kelompok-kelompok social tersebut diperkecil oleh adanya kesamaan-kesamaan diantara mereka.
Dampak interseksi :
a. meningkatkan solidaritas
b. menimbulkan potensi konflik
Bentuk hubungan kelompok secara interseksi terdapat pada gambar dibawah ini :
Gambar diatas : Bentuk interseksi, tiga kelompok disatukan oleh adanya kesamaan-kesamaan di antara mereka.
2. Konsolidasi
Konsolidasi merupakan suatu proses penguatan atau peneguhan keanggotaan individu atau beberapa kelompok yang berbeda dalam suatu kelompok social melaluitumpang tindih anggota. Sekaligus punya arti memperkuat rasa persatuan antarkomponen atau kebudayaan masyarakat dengan mengedepankan parameter nilai kesatuan seperti nasionalisme.
Konsolidasi merupakan hubungan yang justru menciptakan perbedaan-perbedaan social yang mencolok. Hubungan konsolidasi terjadi apabila masing-masing kelompok tidak terkait satu sama lain tetapi justru saling memperkuat perbedaan mereka, dengan menambah perbedaan dalam aspek lain sehingga perbedaan antarkelompok tersebut semakin tajam
Gambar diatas. Hubungan antarkelompok social yang mengambil bentuk konsolidasi. Ketiga kelompok saling terpisah dan berbeda satu sama lain
3. Mutual akulturasi
Masyarakat setempat menyukai unsure kebudayaan lain kemudian mempelajari dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Primodialisme
adalah ikatan utama seseorang dalam kehidupan social dengan hal-hal yang dibawa sejak lahir seperti suku bangsa, ras atau daerah kelahiran.
5. politik aliran (sectarian)
Fungsi Struktur Sosial
1. Sebagai dasar untuk menanamkan suatu displin social
2. Sebagai pengawas social
3. Merupakan karakteristik yang khas yang dimiliki suatu masyarakat sehingga dapat memberikan warna yang berbeda dari nasyarakat lain.
DIFERENSISASI SOSIAL
Diferensiasi social adalah perbedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarkis). Dengan kata lain, tidak ada gologan dari pembagian tersebut yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi ataupun yang lebih rendah.
Menurut Kamus Sosiologi, diferensiasi adalah klasifikasi atau penggolongan terhadap perbedaan-perbedaan tertentu yang biasanya sama atau sejenis.
Dalam masyarakat beragam (plural society), pengelompokan horizontal (didasarkan perbedaan ras, etnis, klan, dan agama disebut istilah Kemajemukan Sosial. Sedangkan berdasarkan (perbedaan profesi dan jenis kelamin) disebut Heterogenitas social.
Kemajemukan Sosial ditandai perbedaan :
1. Ciri fisik disebut Ciri-ciri Fenotif Kuantitatif
2. Ciri social
Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan,peranan,prestise dan kekuasaan yang menimbulkan perbedaan cara pandang dan pola perilaku dalam masyarakat.Contoh perilaku tentara berbeda dengan guru.
3. Ciri budaya
Berhubungan dengan pandangan hidup suatu masyaakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya seperti religi, system kekeluargaan,keuletan, dan ketangguhan.Contoh hasil nilai tersebut adalah bahasa
B. BENTUK DIFERENSIASI SOSIAL
1. Diferensiasi social berdasarkan ras
Pengelompokan masyarakat berdasarkan ras merupakan pengelompokan yang bersifat jasmaniah, berdasarkan pada ciri-ciri fisik, seperti warna kulit, rambut, serta bentuk-bentuk bagian wajah.
Definisi ras yang dikemukakan oleh Koentjaranigrat sebagai berikut : “ras adalah suatu golongan yang menunjukkan berbagai ciri tubuh tertentu dengan suatu frekuensi yang besar “.Dari pengertian inii tampak jelas bahwa ras merupakan penggolongan yang bersifat jasmaniah semata, bukan penggolongan yang bersifat rohaniah.
Dewasa ini para ahli antropologi ragawi tidak saja menggambarkan adanya berbegai macam ras di dunia ini, tetapi juga menggambarkan keterkaitan atau hubungan asal usul antara ras-ras yang ada dan pencabangannya sehingga mendorong berkembangnya penggolongan ras berdasarkan klasifikasi Filogenetik.
Salah satu klasifikasi ras dari A.L.Koeber (1948) yang menggambarkan penggolongan ras-ras terpenting di dunia, serta hubungan antara satu dan yang lain sebagai berikut :
(1) Australoid merupakan penduduk asli Australia
(2) Mongoloid
a. Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah, Asia Timur)
b. Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina, dan penduduk asli Taiwan)
c. American Momgoloid (penduduk asli Benua Amerika Utara dan Selatan dari orang-orang Eskimo di Amerika Utara sampai penduduk Terra del Fuego di Amerika Selatan).
(3) KauKasoid
a. Nordic (Eropa Utara sekitar Laut Baltik)
b. Alpine (Eropa Tengah dan Timur)
c. Mediterranean (penduduk sekitar Laut Tengah, Amerika Utara, Armenia,arab, dan Iran)
d. Indic (Pakistan, India, Bangladesh, Sri Langka).
(4) Negroid
a. African Negroid (Benua Afrika)
b. Negrito (Afrika Tengah, Semenanjung Melayu, Filiphina)
c. Maleniesian (Irian, Malanesia)
(5) Ras-Ras Khusus
a. Bushman (di daerah Gurun Kalahari, Afrika Selatan)
b. Veddoid (di pedalaman Sri Langka dan Sulawesi Selatan)
c. Polynesian (di kepulauan mikronesia dan Polinesia)
d. Ainu (di pulau Karafuto dan Hokkaido Jepang Utara)
Beberapa Ras yang mendiami Indonesia dewasa ini, antara lain sebagai berikut :
Faktor yang membedakan ciri-ciri fisik setiap RAS :
1. Kondisi geografis dan iklim
Orang yang hidup di daerah dingin memiliki hidung panjang karena membantu memanaskan dan melembabkan udara sebelum masuk ke paru-paru. Sedangkan orang di daerah tropis memiliki hidung lebar.
2. Faktor makanan
Menimbulkan variasi sosok tubuh. Orang ynag di daerah dingin bertubuh besar sedangkan di daeah tropis cenderung bertubuh pendek dan kecil.
3. Faktor perkawinan (amalgamasi)
Hal ini disebabkan mobilitas masyarakat yang demikian besar. Amalmagasi bukan hanya terjadi antar ras tetapi juga antar etnis. Contoh di Indonesia orang Jawa kawin dengan orang padang.
2. Diferensiasi social berdasarkan etnis
Diferensiasi social berdasarkanetnis atau suku bangsa menunjukkan bahwa masyarakat terdiri atas
berbagai suku bangsa dengan bahsa dan kebudayaan masing-masing. Apa yang dimaksud dengan etnia atau suku bangsa?
(1) Menurut Koentjaraningrat (1979), suku bangsa atau etnis didefinisikan sebagai group suatu kelompok manusia yang terikat oleh kesadaran dan identitas akan kesatuan kebudayaan, sedangkan kesadaan dan identitas tadi sering kali (tetapi tidak selalu) dikuatkan oleh kesatuan bahasa.
(2) Menurut William Kornblum (1988) kelompok etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas kelompok berdasarkan kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang secara pasti atau dianggap pasti sama.
(3) Menurut Alex Thio (1989), kelompok etnis adalah sekelompok orang yang saling berbagi warisan kebudayaan tertentu.
(4) Menurut Bruce J. Cohen (1988) menyatakan bahwa kelompok etnis dibedakan oleh karakteristik budaya yang dimiliki oleh para angggotanya. Karakteristik itu meliputi agama, bahasa, atau kebangsaan. Ada perbedaan antara etnis dan ras, yaitu ras dibedakan dalam penampilan fisiknya, sedangkan etnis dibedakan dalam karakteristik budayanya.
Jumlah suku Bangsa di Indonesia
1. C. Van Vollen houven (316 buah)
2. Prof. Dr. Koentjaranigrat (119)
Suku Bangsa di Indonesia
3. Diferensiasi social berdasarkan agama
Diferensiasi social berdasarkan agama terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat terdiri atas orang-orang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam suatu komunitas atau golongan yang disebut umat, contoh umat Islam. Sebutan tersebut menunjukkan adanya penggolongan penduduk atau warga masyarakat berdasarkan agama yang dianut.
Menurut Emile Durkheim (1976), agama adalah suatu system kepercayaan beserta paktiknya, berkenaan dengan hal-hal yang sacral yang menyatukan pengikutnya dalam suatu komunitas moral. Agama berisi tentang :
(1) sesuatu yang dianggap sacral, melebihi kehidupan duniawi dan menimbulkan rasa kekaguman dan penghormatan.
(2) sekumpulan kepercayaan tentang hal yang dianggap sakti
(3) penegasan kepercayaan dengan melaksanakan ritual, yaitu aktivitas keagamaan dan
(4) sekumpulan kepercayaan yang ikut dalam ritual yang sama
4. Diferensiasi social berdasarkan gender
Gender adalah suatu sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang tersusun secara social dan cultural. Misalnya, perempuan itu secara umum dikenal lemah, lembut, cantik,emosional, atau keibuan. Sementara itu, laki-laki dianggap memiliki sifat kuat,rasional, jantan, dan perkasa. Sementara itu, banyak laki-laki yang emosional dan lembah lembut. Jadi sifat gender dapat dipertukarkan antara laki-laki dan perempuan.
Konsekuensi dari perbedaan jenis kelamin sebagai berikut :
1. Tugas-tugas sosial keseharian. Tugas ibu mengurus rumah tangga, sedangkan tugas ayah mencari nafkah untuk keluarga.
2. Psikologis keluarga. Secara psikologis anak-anak dekat dengan ibunya, hal ini karena ikatan batin yang dalam.
3. Fungsi anatomi. Secara kodrati perempuan telah dipersiapkan untuk melahirkan serta menyusui. Sementara laki-laki dipersiapkan untuk menjadi pelindung keluarga.
5. Diferensiasi social berdasarkan Klan (disebut extended family)
Klan merupakan kesatuan geneologis (kesatuan keturunan), eligio magis (kesatuan kepercayaan) dan tradisi (kesatuan adat). Sifat religio magis pada klan tercermin dalam pandangan mereka terhadap kesakralan hubungan kekeluargaan klan. Contoh, pada masyarakat Batak, apabila ada peristiwa kelahiran, kematian,dll, semua anggota semarga klan mempunyai tanggung jawab dalam melaksanakan upacara adatnya.
Kesatuan geneologis adalah ikatan darah atau keturunan yang sama yakni garis keturunan ibu atau garis keturunan ayah. Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan atas dasar garis keturunan ibu dan klan atas dasar garis keturunan ayah.
6. Diferensiasi social berdasarkan Profesi
Penggelompokkan masyarakat yang didasarkan pada jenis pekerjaan atau profesi.Contoh profesi guru, dsb. Perbedaan profesi juga akan berpengaruh pada perilaku sosialnya. Contoh. perilaku tentara berbeda dengan guru dalam melaksanakan pekerjaannya.
C. BERBAGAI PENGARUH DIFERENSIASI SOSIAL YANG TERDAPAT DALAM MASYARAKAT.
Kemejemukan social atau diferensiasi social dalam masyarakat membawa pengaruh, baik yang bersifat positif maupun yang bersifat negative, diantaranya adalah :
a. Primodialisme
Primodialisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kelompoknya lebih baik dibanding dengan kelompok lain. Contohnya adalah praktek nepotisme dalam merekrut atau menempatkan orang-orang yang berasal dari daerah atau suku bangsa yang sama dalam sebuah organisasi atau perusahaan.Meilitas menurut Robuskha dan Shepsle (1972) Primodialisme adalah loyalitas yang berlebihan terhadap sub-nasional, seperti suku bangsa, agama, ras, kedaerahan, dan keluarga. Loyalitas yang berlebihan dapat mengancam stabilitas dan keberadaan Negara suatu bangsa.
Segi positif dari paham ini adalah mengikat dan memperkuat ikatan suatu kelompok terutama dalam menghadapi ancaman dari luar. Sedangkan segi negatifnya adalah membangkitkan prasangka dan pemusuhan terhadap kelompok lain yang tidak sepaham atau tidak sama dengan kelompoknya. Hal tersebut awan terhadap munculnya konflik social.
b. Etnosentisme
Etnosentrisme adalah suatu sikap atau paham yang menganggap budaya masyaakatnya lebih tinggi disbanding dengan budaya masyarakat yang lain. Contoh aliran NAZI yang beranggapan ras Arya-lah yang paling unggul untuk menguasai dunia.
Etnosentrisme dapat menjadi ikatan kelompoknya semakin kuat bahakan dapat menimbulkan semangat patriotism. Namun , disisi lain dapat menimbulkan konflik antar golongan atau kebudayaan.
c. Sektarian (politik aliran)
Politik aliaran adalah kegiatan politik praktis anggota masyarakat akibat munculnya sentiment primodial tersebut.Politik aliaran ini diorganisir secara politik. Politik aliran ini adalah bentuk kegiatan politik yang berorientasi pada loyalitas terhadap kelompok aliran atau etnik atau sub-kultur tertentu.
Sektarian atau politik aliran merupakan keadaan di mana sebuah kelompok tertentu dikelilingi oleh sejumlah organiasasi massa (ormas), baik formal maupun informal yang menjadi pengikutnya. Biasanya dalam politik aliran ada pengikat di antara anggotanya berdasakan persamaan ideology. Contoh, ormas NU.
No comments:
Post a Comment