PENGERTIAN DAN FAKTOR-FAKTOR DIFERENSIASI SOSIAL
a) Pengertian Diferensiasi Sosial
Menurut Soerjono Soekanto, diferensiasi
sosial adalah penggolongan masyarakat atas perbedaan-perbedaan tertentu yang
biasanya sama atau sejajar. Artinya, tidak ada golongan dari pembagian tersebut
yang memiliki tingkatan yang lebih tinggi ataupun lebih rendah.
Kalau kita memperhatikan masyarakat di
sekitar kita, ada banyak sekali perbedaan-perbedaan yang kita jumpai.
Perbedaan-perbedaan itu antara lain dalam agama, ras, etnis, clan (klan),
pekerjaan, budaya, maupun jenis kelamin. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat
diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam
lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinggi, lapisan menengah dan lapisan rendah.
Perbedaan itu hanya secara horizontal. Perbedaan seperti ini dalam sosiologi
dikenal dengan istilah Diferensiasi Sosial.
Dalam masyarakat Indonesia,
diferensiasi sosial yang ada sangat beraneka ragam. Hal ini disebabkan oleh
beberapa faktor. Faktor-faktor itu antara lain.
Wilayah Indonesia erdiri atas ribuan pula yang terbentang dengan luas
1.906.240 km2 serta terletak diantara dua samudra dan dua benua. Kondisi ini
menyebabkan masing-masing pulau mempunyai keragaman alam dan kebudayaan sendiri
Letak dan keadaan geografis masing-masing pulau atau daerah
berbeda-beda.
Perbedaan dalam menyerap unsur-unsur budaya asing yang masuk ke dalam
kehidupan masyarakat
Perbedaan sistem religi yang dianut masyarakat
Diferensiasi sosial ditandai dengan
adanya perbedaan berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut :
1) Ciri Fisik : Diferensiasi ini terjadi karena
perbedaan ciri-ciri tertentu.
Misalnya : warna kulit, bentuk
mata, rambut, hidung, muka, dsb.
2) Ciri Sosial : Diferensiasi sosial ini muncul karena
perbedaan pekerjaan yang menimbulkan cara pandang dan pola perilaku dalam
masyarakat berbeda. Termasuk didalam kategori ini adalah perbedaan peranan,
prestise dan kekuasaan. Contohnya ialah pola perilaku seorang perawat akan berbeda
dengan seorang karyawan kantor.
3) Ciri Budaya : Diferensiasi budaya berhubungan erat
dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai yang dianutnya,
seperti religi atau kepercayaan, sistem kekeluargaan, keuletan dan ketangguhan
(etos). Hasil dari nilai-nilai yang dianut suatu masyarakat dapat kita lihat
dari bahasa, kesenian, arsitektur, pakaian adat, agama, dsb.
a. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial
1) Diferensiasi Berdasarkan Ras
Ras adalah kategori individu yang
secara turun temurun memiliki ciri-ciri fisik dan biologis tertentu.
Diferensiasi ras berarti pengelompokan masyarakat berdasarkan ciri-ciri
fisiknya, bukan budayanya.
A.L Kroeber membuat klasifikasi
ras sebagai berikut:
a) Austroloid : penduduk asli Australia
b) Mongoloid, terdiri atas:
Asiatic Mongoloid (Asia Utara, Asia Tengah dan Asia Timur)
Malayan Mongoloid (Asia Tenggara, Indonesia, Malaysia, Filipina dan
Penduduk asli Taiwan)
American Mongoloid (penduduk asli benua Amerika (Indian dan Eskimo)
c) Caucasoid, terdiri atas:
Nordic (Eropa Utara, sekitar Laut Baltik)
Alpine (Eropa Tengah dan Eropa Timur)
Mediteranian (sekitar laut Tengah, Afrika Utara, Armenia, Arab dan Iran)
Indic (Pakistan, India, Bangladesh dan Sri Langka)
d) Negroid, yang terdiri atas:
African Negroid (Benua Afrika)
Negrito (Afrika Tengah, Orang Semang di semenanjung Malaya dan Filipina)
Melanesia (Papua, Melanesia)
e) Ras-ras khusus
Bushman (Gurun Kalahari-Afrika Selatan)
Veddoid (pedalaman Sri Lanka dan Sulawesi Selatan)
Polynesian (lkepulauan mikronesia dan Polynesia)
Ainu (di Pulau Karafuto dan Hokaido Jepang)
Menurut Bruce J. Cohen,
rasialisme adalah paham yang meyakini bahwa kelompok ras yang dimiliki oleh
seseorang adalah lebih tinggi daripada kelompok ras yang dimiliki oleh orang
lain.
Sedangkan menurut E. Von
Eickstedt ras dibedakan menjadi a) Leukoderm dimana Leuko berarti putih.
Masyarakat yang termasuk di dalam ras Leukoderm contohnya orang Polinesia dan
Eropa. b) Melanoderm dimana Melano
berarti hitam. Masyarakat yang termasuk dalam ras ini adalah Negroid,
Melanesoid, dan Austroloid. Contoh ras Melanoderm adalah orang Afrika, Aborigin
dan Melanesia. c) Xantoderm dimana Xanto berarti kuning. Masyarakat yang
termasuk di dalam ras Xantoderm adalah Mongoloid dan Indian. Contoh ras
Xantoderm adalah orang Asia, Indian dan Eskimo.
2) Diferensiasi Berdasarkan Etnis
Diferensiasi masyarakat Indonesia
juga ditandai dengan beragamnya suku bangsa atau etnis. Suku bangsa merupakan
gabungan sosial yang dibedakan dari golongan-golongan sosial lainnya karena
mempunyai ciri-ciri paling mendasar dan umumnya berkaitan dengan asal usul dan
tempat asal serta kebudayaannya.
Menurut William Kornblum,
kelompok etnis adalah suatu populasi yang memiliki identitas kelompok
berdasarkan kebudayaan tertentu dan biasanya memiliki leluhur yang sama. Dalam
pandangan Bruce J Cohen, kelompok etnis dibedakan oleh karakteristik budaya yang
dimiliki oleh para anggotanya. Karakteristik itu meliputi agama, bahasa dan
wilayah.
Menurut Koentjaraningrat, suku
bangsa adalah suatu golongan manusia yang terikat oleh kesadaran akan kesatuan
kebudayaan, sedangkan kesadaran dan identitas sering dikuatkan oleh kesatuan
bahasa. Dengan pengertian tersebut, dapat kita lihat tiap-tiap anggota suku
bangsa tentu akan menggunakan identitas suku bangsanya dan tetap menjunjung
tinggi kebudayaannya walaupun mereka berada di tempat yang jauh dari daerah
asalnya.
Suku bangsa yang ada di Indonesia
antara lain :
di Pulau Sumatera : Aceh, Batak, Minangkabau, Bengkulu, Jambi,
Palembang, Melayu;
di Pulau Jawa : Sunda, Jawa, Tengger, dsb;
di Pulau Kalimantan : Dayak, Banjar, dsb;
di Pulau Sulawesi : Bugis, Makasar, Toraja, Minahasa, Toli-toli,
Bolaang-Mangondow, Gorontalo, dsb;
di Nusa Tenggara : Bali, Bima, Lombok, Flores, Timor, Rote, dsb.;
di Kep. Maluku dan Papua : Ternate, Tidore, Dani, Asmat, dsb.
3) Diferensiasi Berdasarkan Klan
Klan (Clan) sering juga disebut
kerabat luas atau keluarga besar. Klan merupakan kesatuan keturunan
(genealogis), kesatuan kepercayaan (religiomagis) dan kesatuan adat (tradisi).
Klan adalah sistem sosial yang berdasarkan ikatan darah atau keturunan yang sama
umumnya terjadi pada masyarakat unilateral baik melalui garis ayah
(patrilineal) maupun garis ibu (matrilineal).
Klan atas dasar garis keturunan
ayah (patrilineal) antara lain terdapat pada:
Masyarakat Batak (dengan sebutan Marga)
Marga Batak Karo : Ginting, Sembiring, Singarimbun, Barus, Tambun,
Paranginangin;
Marga Batak Toba : Nababan, Simatupang, Siregar;
Marga Batak Mandailing : Harahap, Rangkuti, Nasution, Batubara, Daulay.
Masyarakat Minahasa (klannya disebut Fam) antara lain : Mandagi, Lasut,
Tombokan, Pangkarego, Paat, Supit.
Masyarakat Ambon (klannya disebut Fam) antara lain : Pattinasarani,
Latuconsina, Lotul, Manuhutu, Goeslaw.
Masyarakat Flores (klannya disebut Fam) antara lain : Fernandes, Wangge,
Da Costa, Leimena, Kleden, De- Rosari, Paeira.
Klan atas dasar garis keturunan
ibu (matrilineal) antara lain terdapat pada masyarakat Minangkabau, Klannya
disebut suku yang merupakan gabungan dari kampuang-kampuang. Nama-nama klan di
Minangkabau antara lain : Koto, Piliang, Chaniago, Sikumbang, Melayu, Solo,
Dalimo, Kampai, dsb. Masyarakat di Flores, yaitu suku Ngada juga menggunakan
sistem Matrilineal.
4) Diferensiasi Berdasarkan Agama
Menurut Durkheim agama adalah
suatu sistem terpadu yang terdiri atas kepercayaan dan praktik yang berhubungan
dengan hal-hal yang suci. Agama merupakan masalah yang essensial bagi kehidupan
manusia karena menyangkut keyakinan seseorang yang dianggap benar. Keyakinan
terhadap agama mengikat pemeluknya secara moral. Keyakinan itu membentuk golongan
masyarakat moral (umat). Umat pemeluk suatu agama bisa dikenali dari cara
berpakaian, cara berperilaku, cara beribadah, dan sebagainya.
Masing-masing agama memiliki
berbagai perbedaan. Perbedaan itu, diantaranya terletak pada hal-hal sebagai
berikut.
Konsep Keimanan : Konsep keimanan mengandung segala keyakinan manusia
tentang Tuhan, alam ghaib, segalai nilai, norma dan ajaran dari agama yang
bersangkutan.
Kitab Suci : Kitab
suci dijadikan sebagai pedoman dalam beribadah dan bertingkah laku sehari-hari.
Kiab suci agama di Indonesia, yaitu Al-Quran, Injil, Weda dan Tripitaka.
Sistem peribadatan dan Upacara Keagamaan : Sistem peribadatan pada
tiap-tiap agama berbeda. Begitu juga dengan upacara keagamaan, misalnya
peringatan Idhul Fitri bagi umat Islam.
Hukum-Hukum yang berlaku dalam Kehidupan : Agama diturunkan untuk
mengatur kehidupan sosial manusia agar dapat hidup selamat dunia dan akhirat.
Dalam agama diajarkan agar manusia saling menghormati, mencintai, selalu
berbuat kebenaran, menjauhi larangan, serta menghindari perpecahan dan
permusuhan satu sama lain.
5) Diferensiasi Berdasarkan Jenis Kelamin
dan Gender
Untuk memahami konsep gender,
kita harus mampu membedakan kata gender dengan jenis kelamin. Antara gender dan
jenis kelami memiliki arti yang berbeda. Jenis kelamin merupakan penyifatan
atau pembagian jenis kelamin manusia yang ditentukan secara biologis dan
melekat pada jenis kelami tertentu. Ciri-ciri biologis akan dengan mudah dapat
dibedakan antara laki-laki dan perempuan. Misalnya laki-laki memiliki jakun dan
memproduksi sperma, sedangkan perempuan memiliki alat reproduksi dan rahim.
Sedangkan gender adalah sifat
yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang terbentuk secara sosial dan
kultural. Misalnya, perempuan itu secara umum dikenal lemah lembut, emosional
dan keibuan. Sementara itu, laki-laki dianggap memiliki sifat rasional, jantan
dan perkasa. Walaupun begitu banyak juga perempuan yang kuat, rasional dan
perkasa. Sementara itu, banyak juga laki-laki yang emosional dan lemah lembut.
Menurut William Kornblum
perbedaan jenis kelamin adalah perbedaan antara perempuan dan laki-laki secara
biologis. Perbedaan tersebut adalah karakteristik seks primer, seperti alat
kelamin yang berbeda antara laki-laki dan perempuan dan karakteristik seks
sekunder seperti bentuk tubuh dan bentuk suara.
Para ahli berpendapat bahwa
perbedaan perlakuan sejak bayi yang dilakukan oleh orang tua, maka akan
berpengaruh pada peran gender. Dengan kata lain perasaaan sebagai nak laki-laki
atau anak perempuan lebih banyak ditentukan oleh perlakuan orang tua mereka
daripada oleh karakteristik seksual mereka.
Referensi
Soerjono Soekanto. 2007.
Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
BUDIYONO, 2007. SOSIOLOGI untuk SMA dab MA Kelas XI, Pusat perbukuan DEPDIKNAS Klaten.
No comments:
Post a Comment