STRATEGI MEMPERTAHANKAN KEUNGGULAN DALAM DUNIA USAHA
Strategi/Upaya adalah suatu rencana aksi yang menyelaraskan sumber-sumber dan komitmen organisasi untuk mencapai kinerja unggul. Mempertahankan keunggulan bersaing/kompetitif adalah suatu manfaat yang ketika suatu perusahaan mempunyai dan menghasilkan suatu produk dan atau jasa yang dilihat dari pasar targetnya senantiasa terbaik dibandingkan dngan para kompetitif terdekat.
Mengenali Peluang
Memilih strategi untuk menangkap peluang
Dasar untuk mempertahankan keunggulan
Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, seorang wirausahaan harus mampu mengenali berbagai unsur dasar untuk mempertahankan keunggulan bersaing, yakni sebagai berikut :
1. Haga atau nilai
Seorang pengusaha yang mampu menghasilkan produk atau jasa rendah biaya sehingga strategi dalam menetapkan harga (tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan produk/ jasa pesaing). Jika mampu dapat ditambahkan bahwa produk atau jasa memiliki nilai (bernilai) lebih dibandingkan dengan nilai produk atau jasa pesaing.
Dengan demikian, produk/jasa kita memiliki keunggulan dari segi harga dan nilai. Pelanggan yang sensitive terhadap harga, biasanya selisih harga harga Rp.975,-saja dengan produk atau jasa pesaing akan menjadi pertimbangan dalam membeli produk yang lebih rendah harganya.
2. Menyenangkan konsumen
Keunggulan kedua yang harus diupayakan agar produk/jasa dapat bersaing dengan para competitor adalah diupayakan agar produk atau jasa dapat menyenangkan konsumen. Menyenagkan dari berbagai aspek, seperti kualitas produk/jasa yang bermutu dan memberi kepuasan. Misalnya : pelayanan memuaskan, komunikasi yang memuaskan, dan tanpa complain atau setidak-tidaknya bila dikomplain segera ditanggapi atatu tidak ditunda-tunda.
3. Pengalaman konsumen
Pengalaman baik atau buruk yang kita sampaikan dan yang dialami oleh seorang konsumen, umumnya akan menjadi catatan penting(seringkali melekat seumur hidup). Untuk itu beriukanlah pengalaman yang paling menyenangkan atau memuaskan bagi para pemangku kepentingan. Lebih-lebih bagi para konsumen pelanggan. Pengalaman yang lebih dikenang sepanjang masa, bahkann sering dikeluarkan kepada handai tolan konsumen. Demikian juga sebaliknya, pengalaman buruk akan cepat menyebar dari mulut ke mulut baik kepada sahabat maupun tetangga terdekat. Agara produk atau jasa kita unggul, maka disamping dari sudut harga, nilai, menyenangkan konsumen, berikanlah pengalaman sebaik mungkin kepada konsumen.(do your Best)
4. Atribut produk yang dapat dicatat
Keunggulan berikut yang harus dicapai oleh seorang pengusaha adalah seluruh atribut produk/jasa yang melekat didalamnya harus dicatat. Manfaat dari catatan atribut produk/jasa adalah agar produk/jasa dapat ditingkatkan dari atribut yang sudah ada sebelumnya, minimal seluruh atribut produk/jasa dapat dikenalkan tidak hanya kepada konsumen namun juga kepada pegawai atau pelayan kiita. Dengan demikian, baik konsumen maupun pegawai atau pelayan kita mampu mengenali seluruh atribut produk/jasa kita sehingga tidak ada yang dirahasiakan (jangan ada duta atau kebohongan diantar kita agar konsumen tidak merasa ditipu baik secara sengaja atau tidak.
5. Keistimewaan layanan yang unik.
Jika keempat unsur tersebut telah mencapai posisi unggul, hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana keistimewaan layanan yang unik dapat ditampilkan. Contoh yang baik, anda dapat simak bagaimana keistimewaan layanan yang diberikan oleh Singapore airlines. Kemudian layanan yang dapat kita catat antara lain adalah meskipun pesawat tidak atau belum penuh sit atau penumpangnya, tetapi kalau jadwal penerbangan sudah menunjukkan angka sama seperti angka yang tertera pada tiket semua jadwal take-off,maka Singapore airlines tidak pernah menunda jadwal penerbangan.
Identifikasi Peluang-Peluang Berkaitan Dengan Kewirausahaan.
Jenis-jenis identifikasi dan evaluasi yang harus dilakukan oleh seorang wirusahawan adalah sebagai berkut:
1. Analisis Eksternal Perusahaan
Pemahaman sifat dasar lingkungan eksternal perusahaan dengan cara memepelajari tren-tren umum dan dinamika kompetensi. Apakah diluar perusahaan terdapat potensi-potensi peluang bisnis yang dapat diidentifikasi dengan baik. Dalam analisis SWOT umumnya dikenali O dan T untuk Opportunities (berbagai peluang) dan Threats (berbagai kendala) yang ada. Peluang dan kendala perusahaan kita dan para competitor juga harus dikenali.
2. Analisis Internal
Pengenalan kemampuan bersaing perusahaan, baik kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan perusahaan. Disamping itu, juga perlu diketahui kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan perusahaan pesaing terdekat, apakah perusahaan mampu menyusun strategi atas kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan perusahaan tersebut. Dengan mengenali lebih baik seluruh kekuatan dan kelemahan perusahaan diharapkan perusahaan mampu menangkap peluang secara strategis.
Model Keunggulan Bersaing
Untuk mencapai keunggulan bersaing, tahapan yang perlu dilakukan adalah :
1.Penilaian lingkungan (Internal dan Eksternal) dilakukan dengan analisis SWOT (Strength,Weakness, Opportunities,Threat). Analisis SWOT terhadap usaha kita maupun perusahaan kompetitor kita.
2. Penilaian organisasi, apakah secara organisatoris perusahaan mampu keunggulan bersaing.
3. Strategi berbasis biaya, mengupayakan agar setiap produk dan atau jasa dapat diproduksi dengan biaya seefisien mungkin, sehingga dalam penetapan harga produk/jasa dapat bersaing dengan produk para pesaing terdekat.
4. Strategi berbasis diferensiasi, mengupayakan agar perusahaan mampu menghasilkan berbagai diferensiasi. Misalnya, berbagai produk maupun jasa bisa dihasilkan, bisa diferensiasi harga, diferensiasi pelayanan dan lain-lain.
5. Hasil-hasil atas itu semua yang diharapkan adalah (a)laba perusahaan dapat tercapai sesuai yang direncankan,(b)pangsa pasar meningkat. (c) kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan, dan (d) kelangsungan hidup perusahaan dapat berlanjut.
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan umum, lingkunga luas, menyangkut factor-faktor yang paling berpengaruh sebagian bisnis dalam suatu masyarakat. Lingkungan industry, kombinasi kekuatan yang secara langsung mempengaruhi perusahaan yang ada dan pesaing-pesaing terdekatnya.
RUAS LINGKUNGAN UMUM
Ruas lingkungan umum, meliputi:
1. Demografi
Factor ini menjadi kunci utama dalam perencanaan usaha. Komposisi penduduk sebagai factor penentu terhadap keberlangsungan bisnis. Unsure yang harus dipertimbangkan mencakup jumlah dan pertumbuhan penduduk, pendapatan da daya beli, serta karakteristik demografi yang mencakup gender, kelompok umum, dan tingkat pendidikan.
2. Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi makro harus menjadi pertimbangan dalam berusaha, khususnya produk dan atau jasa yang berkaitan dengan perdagangan luar negeri atau ekspor impor. Sebab, kondisi makro yang buruk secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha anda. Variable lingkungan ekonomi makro meliputi pertumbuhan rata-rata ekonomi dan industry dunia, tingkat pengangguran, nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, perubahan struktur perdagangan (ekspor impor), perpajakan dan sebagainya. Termasuk juga kebijakan ekonomi pemerintah yang meliputi kebijakan fiscal dan moneter (perpajakan, anggaran pendapatan dan belanja Negara serta tingkat suku bunga), kebijakan subsidi pemerintah, dan kebijakan perdagangan (ekspor impor) dalam negeri.
3.Ekologi
Factor ekologi seringkali menjadi kendala bagi sebuah usaha. Contohnya, masyarakat bali yang mayoritas beragama Hindu menganggap sapi adalah binatang keramat. Oleh karena itu, bila ingin membuat usaha pemotongan sapi, tentu tidak cocok dilakukan dilingkungan masyarakat bali. Lingkungan yang ketat akan berpengaruh terhadap bisnis tersebut.
4. Social dan Budaya
Demikian juga factor social dan budaya harus menjadi pertimbangan dalam mendirikan usaha.
5. Politik dan Hukum
Factor politik dan hokum tidak dapat daianggap sepele dalam berusaha. Politik dan hokum yang tidak mendukung dunia usaha biasanya juga akan mempersulit seseorang untuk melakukan usaha. Konsistensi kebijakan pemerintah dibidang pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama dalam pembinaan manajemen, pemodalan maupun fasilitasi dibidang pemasaran dan pameran, baik didalam maupun diluar negeri.
6. Teknologi
Factor teknologi juga akan menjadi kendala bagi usaha tertentu. Contohnya, bila usaha kita dihasilkan dengan manual atau tangan manusia, sedangkan Negara lain sudah menggunakan teknologi modern, maka kita sulit untuk bersaing dari sisi harga dan produk yang berkualitas dengan standar industry. Pengusaha sebaiknya mengenali dengan baik keunggulan teknologi yang dimiliki dan menggunakannya sebagai sumber keunggulan daya saing usaha. Disamping itu juga harus dikenali teknologi yang dimiliki oleh pesaing terdekat kita. Pemanfaatan teknologi internet dan komunikasi mobile membuka peluang baru bagi pebisnis yang dapat memanfatkan perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut.
7. Globalisasi Perdagangan
Perdagangan global dapat menjadi peluang, tetapi sekaligus menjadi kendala bila kita tidak mampu mengikuti tren yang terjadi pada perdagangan global dari sudut daya saing.
ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI
Analisis industry mencakup lingkungan pasar, segmentasi pasar, sector industry, dan persaingan-persaingan meliputi pasar industry, produk-produk, substitusi, produk pendatang baru, serta parpemasok dan para pembeli. Analisis tersebut mencakup pasar local, regional, bahkan bila perlu internasional.
FAKTOR-FAKTOR UTAMA UNTUK MENGIMBANGI DAYA SAING PASAR
1. Ancaman pesaing baru, kuat atau lemah.
2. Ancaman produk dan atau jasa substitusi, kuat atau lemah
3. Tingginya persaingan diantara produk-produk yang ada kuat atau lemah.
4. Kekuatan tawar menawar antar pemasok bahan baku dan produk, kuat tau lemah.
5. Kekuatan tawar menawar anatar pembeli atau pelanggan, kuat atau lemah.
6. Daya tarik dan kemampuan-labaan pasar target, kuat atau lemah.
REAKSI PERUBAHAN SEBAGAI PELUANG
Inovasi adalah kekayaan dimana wirausahawan atau wirawastawan menciptakan salah satu atau dua kekayaan baru sebagai sumber penghasilan atau membantu dengan pemberian sumber yang ada dengan mempertinggi kekuatan untuk menciptakan kekayaan(peter drucker).
Lawan asas daya tarik. Konsep yang menarik peluang industry seperti untuk menarik kelipatan industry/peserta baru dan mengurangi daya saing. Perubahan yang berpusat pada sumber-sumber peluang harus diidentifikasi, sehingga seorang pengusaha dapat mengatasi perubahan sebagai peluang usaha atau peluang bisnis. Perubahan berbagai aspek usaha terjadi dengan sangat cepat, sehingga harus dipahami bagaimana mengantisipasi perubahan sebagai suatu peluang. Dengan demikian kita mampu menangkapnya dengan cepat.
Perubahan berpusat pada sumber-sumber peluang
Faktor Perubahan
Definisi
1.Tak terduga
Tak terantisipasi menuju pada salah satu dari dua yakni kesuksesan atau kegagalan perusahaan/bisnis.
2.ketidaklayakan
Apa yang diharapkan keluar dari garis yang dikerjakan/tidak sesuai tujuan semula.
3.Proses terpaksa
Teknologi mutakhir tidak cukup untuk ditujukan pada tantangan yang muncul.
4.Perubahan struktural
Perubahan teknologi pasar dan lainnya mengubah dinamika industry dan dunia usaha
5.kependudukan
Perpindahan jumlah penduduk, struktur umur, etnis/kesukuan, dan distribusi pendapatan berdampak terhadap permintaan produk atau jasa
6.Perubahan dalam persepsi
Variasi persepsi akan menentukan permintaan dan penawaran produk atau jasa
7.lmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) baru Iptek membuka pintu peluang produk dan atau jasa sekaligus menutup peluang bisnis tertentu
UPAYA MENANGKAP PELUANG
Beberapa strategi menangkap peluang antara lain :
1. Pilihan dan strategi berbasis besar
Mencari keunggulan dalam biaya atau unggul dalam persaingan
2. Pilihan dan strategi berbasis biaya
Mengahruskan perusahaan untuk menjadi produsen dengan biaya paling murah dibandingkan dengan produk dan atau jasa pesaing produk dan atau jasa terdekat.
3. Pilihan dan strategi berbasis diferensiasi.
Pemusatan keunikan produk dan atau jasa perusahaan
4. Piluhan dan strategi focus
Target golongan pasar yang khusus (relung/ceruk pasar) atau berfokus pada pasar yang belum digarap.
PENERAPAN STRATEGI FOKUS
Penerapan strategi fokus dengan upaya berikut ini :
1. Pembatasan berpusat pada bidang tunggal pembeli/pedagang.
2. Penekanan pada jasa atau produk tunggal
3. Pembatasan pasar pada wilayah geografis tunggal.
4. Pemusatan pada produk dan jasa uggulan/supervisor.
SYARAT-SYARAT STRATEGIS
Keputusan strategis. Suatu keputusan mengenai arah perusahaan yang akan diambil dan berhubungan dengan strategi pemasaran yang berorientasi pada para pelanggan dan para pesaingnya. Keunggulan bersaing yang dapat berlanjut. Penciptaan suatu nilai posisi industry yang kemungkinan dalam waktu yang abadi (jangka panjang).
Syarat-syarat strategis untuk mencapai keunggulan bersaing mencakup kemampuan merumuskan strategi bauran pemasaran (4P) yang meliputi :
1. Strategi Produk
Berkaitan dengan produk secara utuh atau keseluruhan mulai dari nama, kualitas, manfaat, spesifikasi, bentuk dan atribut produk lainnya. Intinya, produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan tepat untuk jangka panjang, baik produk berupa fisik maupun jasa.
2. Strategi Price (harga)
Setelah strategi tercapai, selanjutnya adalah menetapkan strategi harga. Harga adalah sejumlah nilai (dapat diukur dengan uang) yang harus dibayar oleh konsumen untuk membeli atau menikmati produk dan atau jasa tersebut. Laku tidaknya produk sangat ditentukan oleh harga. Konsumen yang sensistif terhadap harga
3. Strategi Place (tempat dan distribusi)
Adalah cara perusahaan menyalurkan produk dari tempatnya sampai ketangan konsumen akhir secara efisien dan efektif, sehingga tidak menganggu strategi harga. Strategi ini penting dan harus mempertimbangkan bagaimana perusahaan dapat melayani konsumen tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran. Ketidaktepatan dan waktu dapat mengakibatkan pelangan beralih keperusahaan pesaing. Untuk itu, perusahaan harus mampu menetapkan strategi distribusi yang tepat agar tidak diserobot oleh para pesaing.
4. Strategi Promosi
Kegiatan marketing mix yang terahir adalah promosi. Strategi promosi mencakup usaha mempromosikan seluruh produk/jasa yang dimilikinya, baik secara langsung maupun tidak langsug. Perusahaan harus dapat memilih sarana yang tepat, sehingga efisiensi dan efektifitas dapat tercapai. Sarana promosi yang biasa dipakai antara lain periklanan, promosi penjualan, publikasi, dan penjualan secara personal.
Strategi/Upaya adalah suatu rencana aksi yang menyelaraskan sumber-sumber dan komitmen organisasi untuk mencapai kinerja unggul. Mempertahankan keunggulan bersaing/kompetitif adalah suatu manfaat yang ketika suatu perusahaan mempunyai dan menghasilkan suatu produk dan atau jasa yang dilihat dari pasar targetnya senantiasa terbaik dibandingkan dngan para kompetitif terdekat.
Mengenali Peluang
Memilih strategi untuk menangkap peluang
Dasar untuk mempertahankan keunggulan
Untuk mempertahankan keunggulan bersaing, seorang wirausahaan harus mampu mengenali berbagai unsur dasar untuk mempertahankan keunggulan bersaing, yakni sebagai berikut :
1. Haga atau nilai
Seorang pengusaha yang mampu menghasilkan produk atau jasa rendah biaya sehingga strategi dalam menetapkan harga (tidak terlalu tinggi dibandingkan dengan produk/ jasa pesaing). Jika mampu dapat ditambahkan bahwa produk atau jasa memiliki nilai (bernilai) lebih dibandingkan dengan nilai produk atau jasa pesaing.
Dengan demikian, produk/jasa kita memiliki keunggulan dari segi harga dan nilai. Pelanggan yang sensitive terhadap harga, biasanya selisih harga harga Rp.975,-saja dengan produk atau jasa pesaing akan menjadi pertimbangan dalam membeli produk yang lebih rendah harganya.
2. Menyenangkan konsumen
Keunggulan kedua yang harus diupayakan agar produk/jasa dapat bersaing dengan para competitor adalah diupayakan agar produk atau jasa dapat menyenangkan konsumen. Menyenagkan dari berbagai aspek, seperti kualitas produk/jasa yang bermutu dan memberi kepuasan. Misalnya : pelayanan memuaskan, komunikasi yang memuaskan, dan tanpa complain atau setidak-tidaknya bila dikomplain segera ditanggapi atatu tidak ditunda-tunda.
3. Pengalaman konsumen
Pengalaman baik atau buruk yang kita sampaikan dan yang dialami oleh seorang konsumen, umumnya akan menjadi catatan penting(seringkali melekat seumur hidup). Untuk itu beriukanlah pengalaman yang paling menyenangkan atau memuaskan bagi para pemangku kepentingan. Lebih-lebih bagi para konsumen pelanggan. Pengalaman yang lebih dikenang sepanjang masa, bahkann sering dikeluarkan kepada handai tolan konsumen. Demikian juga sebaliknya, pengalaman buruk akan cepat menyebar dari mulut ke mulut baik kepada sahabat maupun tetangga terdekat. Agara produk atau jasa kita unggul, maka disamping dari sudut harga, nilai, menyenangkan konsumen, berikanlah pengalaman sebaik mungkin kepada konsumen.(do your Best)
4. Atribut produk yang dapat dicatat
Keunggulan berikut yang harus dicapai oleh seorang pengusaha adalah seluruh atribut produk/jasa yang melekat didalamnya harus dicatat. Manfaat dari catatan atribut produk/jasa adalah agar produk/jasa dapat ditingkatkan dari atribut yang sudah ada sebelumnya, minimal seluruh atribut produk/jasa dapat dikenalkan tidak hanya kepada konsumen namun juga kepada pegawai atau pelayan kiita. Dengan demikian, baik konsumen maupun pegawai atau pelayan kita mampu mengenali seluruh atribut produk/jasa kita sehingga tidak ada yang dirahasiakan (jangan ada duta atau kebohongan diantar kita agar konsumen tidak merasa ditipu baik secara sengaja atau tidak.
5. Keistimewaan layanan yang unik.
Jika keempat unsur tersebut telah mencapai posisi unggul, hal yang tidak kalah penting adalah bagaimana keistimewaan layanan yang unik dapat ditampilkan. Contoh yang baik, anda dapat simak bagaimana keistimewaan layanan yang diberikan oleh Singapore airlines. Kemudian layanan yang dapat kita catat antara lain adalah meskipun pesawat tidak atau belum penuh sit atau penumpangnya, tetapi kalau jadwal penerbangan sudah menunjukkan angka sama seperti angka yang tertera pada tiket semua jadwal take-off,maka Singapore airlines tidak pernah menunda jadwal penerbangan.
Identifikasi Peluang-Peluang Berkaitan Dengan Kewirausahaan.
Jenis-jenis identifikasi dan evaluasi yang harus dilakukan oleh seorang wirusahawan adalah sebagai berkut:
1. Analisis Eksternal Perusahaan
Pemahaman sifat dasar lingkungan eksternal perusahaan dengan cara memepelajari tren-tren umum dan dinamika kompetensi. Apakah diluar perusahaan terdapat potensi-potensi peluang bisnis yang dapat diidentifikasi dengan baik. Dalam analisis SWOT umumnya dikenali O dan T untuk Opportunities (berbagai peluang) dan Threats (berbagai kendala) yang ada. Peluang dan kendala perusahaan kita dan para competitor juga harus dikenali.
2. Analisis Internal
Pengenalan kemampuan bersaing perusahaan, baik kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan perusahaan. Disamping itu, juga perlu diketahui kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan perusahaan pesaing terdekat, apakah perusahaan mampu menyusun strategi atas kelemahan-kelemahan maupun kekuatan-kekuatan perusahaan tersebut. Dengan mengenali lebih baik seluruh kekuatan dan kelemahan perusahaan diharapkan perusahaan mampu menangkap peluang secara strategis.
Model Keunggulan Bersaing
Untuk mencapai keunggulan bersaing, tahapan yang perlu dilakukan adalah :
1.Penilaian lingkungan (Internal dan Eksternal) dilakukan dengan analisis SWOT (Strength,Weakness, Opportunities,Threat). Analisis SWOT terhadap usaha kita maupun perusahaan kompetitor kita.
2. Penilaian organisasi, apakah secara organisatoris perusahaan mampu keunggulan bersaing.
3. Strategi berbasis biaya, mengupayakan agar setiap produk dan atau jasa dapat diproduksi dengan biaya seefisien mungkin, sehingga dalam penetapan harga produk/jasa dapat bersaing dengan produk para pesaing terdekat.
4. Strategi berbasis diferensiasi, mengupayakan agar perusahaan mampu menghasilkan berbagai diferensiasi. Misalnya, berbagai produk maupun jasa bisa dihasilkan, bisa diferensiasi harga, diferensiasi pelayanan dan lain-lain.
5. Hasil-hasil atas itu semua yang diharapkan adalah (a)laba perusahaan dapat tercapai sesuai yang direncankan,(b)pangsa pasar meningkat. (c) kepuasan pelanggan dapat ditingkatkan, dan (d) kelangsungan hidup perusahaan dapat berlanjut.
ANALISIS LINGKUNGAN EKSTERNAL
Lingkungan umum, lingkunga luas, menyangkut factor-faktor yang paling berpengaruh sebagian bisnis dalam suatu masyarakat. Lingkungan industry, kombinasi kekuatan yang secara langsung mempengaruhi perusahaan yang ada dan pesaing-pesaing terdekatnya.
RUAS LINGKUNGAN UMUM
Ruas lingkungan umum, meliputi:
1. Demografi
Factor ini menjadi kunci utama dalam perencanaan usaha. Komposisi penduduk sebagai factor penentu terhadap keberlangsungan bisnis. Unsure yang harus dipertimbangkan mencakup jumlah dan pertumbuhan penduduk, pendapatan da daya beli, serta karakteristik demografi yang mencakup gender, kelompok umum, dan tingkat pendidikan.
2. Ekonomi Makro
Kondisi ekonomi makro harus menjadi pertimbangan dalam berusaha, khususnya produk dan atau jasa yang berkaitan dengan perdagangan luar negeri atau ekspor impor. Sebab, kondisi makro yang buruk secara tidak langsung akan mempengaruhi usaha anda. Variable lingkungan ekonomi makro meliputi pertumbuhan rata-rata ekonomi dan industry dunia, tingkat pengangguran, nilai tukar rupiah terhadap valuta asing, perubahan struktur perdagangan (ekspor impor), perpajakan dan sebagainya. Termasuk juga kebijakan ekonomi pemerintah yang meliputi kebijakan fiscal dan moneter (perpajakan, anggaran pendapatan dan belanja Negara serta tingkat suku bunga), kebijakan subsidi pemerintah, dan kebijakan perdagangan (ekspor impor) dalam negeri.
3.Ekologi
Factor ekologi seringkali menjadi kendala bagi sebuah usaha. Contohnya, masyarakat bali yang mayoritas beragama Hindu menganggap sapi adalah binatang keramat. Oleh karena itu, bila ingin membuat usaha pemotongan sapi, tentu tidak cocok dilakukan dilingkungan masyarakat bali. Lingkungan yang ketat akan berpengaruh terhadap bisnis tersebut.
4. Social dan Budaya
Demikian juga factor social dan budaya harus menjadi pertimbangan dalam mendirikan usaha.
5. Politik dan Hukum
Factor politik dan hokum tidak dapat daianggap sepele dalam berusaha. Politik dan hokum yang tidak mendukung dunia usaha biasanya juga akan mempersulit seseorang untuk melakukan usaha. Konsistensi kebijakan pemerintah dibidang pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), terutama dalam pembinaan manajemen, pemodalan maupun fasilitasi dibidang pemasaran dan pameran, baik didalam maupun diluar negeri.
6. Teknologi
Factor teknologi juga akan menjadi kendala bagi usaha tertentu. Contohnya, bila usaha kita dihasilkan dengan manual atau tangan manusia, sedangkan Negara lain sudah menggunakan teknologi modern, maka kita sulit untuk bersaing dari sisi harga dan produk yang berkualitas dengan standar industry. Pengusaha sebaiknya mengenali dengan baik keunggulan teknologi yang dimiliki dan menggunakannya sebagai sumber keunggulan daya saing usaha. Disamping itu juga harus dikenali teknologi yang dimiliki oleh pesaing terdekat kita. Pemanfaatan teknologi internet dan komunikasi mobile membuka peluang baru bagi pebisnis yang dapat memanfatkan perkembangan dan kemajuan teknologi tersebut.
7. Globalisasi Perdagangan
Perdagangan global dapat menjadi peluang, tetapi sekaligus menjadi kendala bila kita tidak mampu mengikuti tren yang terjadi pada perdagangan global dari sudut daya saing.
ANALISIS LINGKUNGAN INDUSTRI
Analisis industry mencakup lingkungan pasar, segmentasi pasar, sector industry, dan persaingan-persaingan meliputi pasar industry, produk-produk, substitusi, produk pendatang baru, serta parpemasok dan para pembeli. Analisis tersebut mencakup pasar local, regional, bahkan bila perlu internasional.
FAKTOR-FAKTOR UTAMA UNTUK MENGIMBANGI DAYA SAING PASAR
1. Ancaman pesaing baru, kuat atau lemah.
2. Ancaman produk dan atau jasa substitusi, kuat atau lemah
3. Tingginya persaingan diantara produk-produk yang ada kuat atau lemah.
4. Kekuatan tawar menawar antar pemasok bahan baku dan produk, kuat tau lemah.
5. Kekuatan tawar menawar anatar pembeli atau pelanggan, kuat atau lemah.
6. Daya tarik dan kemampuan-labaan pasar target, kuat atau lemah.
REAKSI PERUBAHAN SEBAGAI PELUANG
Inovasi adalah kekayaan dimana wirausahawan atau wirawastawan menciptakan salah satu atau dua kekayaan baru sebagai sumber penghasilan atau membantu dengan pemberian sumber yang ada dengan mempertinggi kekuatan untuk menciptakan kekayaan(peter drucker).
Lawan asas daya tarik. Konsep yang menarik peluang industry seperti untuk menarik kelipatan industry/peserta baru dan mengurangi daya saing. Perubahan yang berpusat pada sumber-sumber peluang harus diidentifikasi, sehingga seorang pengusaha dapat mengatasi perubahan sebagai peluang usaha atau peluang bisnis. Perubahan berbagai aspek usaha terjadi dengan sangat cepat, sehingga harus dipahami bagaimana mengantisipasi perubahan sebagai suatu peluang. Dengan demikian kita mampu menangkapnya dengan cepat.
Perubahan berpusat pada sumber-sumber peluang
Faktor Perubahan
Definisi
1.Tak terduga
Tak terantisipasi menuju pada salah satu dari dua yakni kesuksesan atau kegagalan perusahaan/bisnis.
2.ketidaklayakan
Apa yang diharapkan keluar dari garis yang dikerjakan/tidak sesuai tujuan semula.
3.Proses terpaksa
Teknologi mutakhir tidak cukup untuk ditujukan pada tantangan yang muncul.
4.Perubahan struktural
Perubahan teknologi pasar dan lainnya mengubah dinamika industry dan dunia usaha
5.kependudukan
Perpindahan jumlah penduduk, struktur umur, etnis/kesukuan, dan distribusi pendapatan berdampak terhadap permintaan produk atau jasa
6.Perubahan dalam persepsi
Variasi persepsi akan menentukan permintaan dan penawaran produk atau jasa
7.lmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) baru Iptek membuka pintu peluang produk dan atau jasa sekaligus menutup peluang bisnis tertentu
UPAYA MENANGKAP PELUANG
Beberapa strategi menangkap peluang antara lain :
1. Pilihan dan strategi berbasis besar
Mencari keunggulan dalam biaya atau unggul dalam persaingan
2. Pilihan dan strategi berbasis biaya
Mengahruskan perusahaan untuk menjadi produsen dengan biaya paling murah dibandingkan dengan produk dan atau jasa pesaing produk dan atau jasa terdekat.
3. Pilihan dan strategi berbasis diferensiasi.
Pemusatan keunikan produk dan atau jasa perusahaan
4. Piluhan dan strategi focus
Target golongan pasar yang khusus (relung/ceruk pasar) atau berfokus pada pasar yang belum digarap.
PENERAPAN STRATEGI FOKUS
Penerapan strategi fokus dengan upaya berikut ini :
1. Pembatasan berpusat pada bidang tunggal pembeli/pedagang.
2. Penekanan pada jasa atau produk tunggal
3. Pembatasan pasar pada wilayah geografis tunggal.
4. Pemusatan pada produk dan jasa uggulan/supervisor.
SYARAT-SYARAT STRATEGIS
Keputusan strategis. Suatu keputusan mengenai arah perusahaan yang akan diambil dan berhubungan dengan strategi pemasaran yang berorientasi pada para pelanggan dan para pesaingnya. Keunggulan bersaing yang dapat berlanjut. Penciptaan suatu nilai posisi industry yang kemungkinan dalam waktu yang abadi (jangka panjang).
Syarat-syarat strategis untuk mencapai keunggulan bersaing mencakup kemampuan merumuskan strategi bauran pemasaran (4P) yang meliputi :
1. Strategi Produk
Berkaitan dengan produk secara utuh atau keseluruhan mulai dari nama, kualitas, manfaat, spesifikasi, bentuk dan atribut produk lainnya. Intinya, produk adalah sesuatu yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan konsumen dengan tepat untuk jangka panjang, baik produk berupa fisik maupun jasa.
2. Strategi Price (harga)
Setelah strategi tercapai, selanjutnya adalah menetapkan strategi harga. Harga adalah sejumlah nilai (dapat diukur dengan uang) yang harus dibayar oleh konsumen untuk membeli atau menikmati produk dan atau jasa tersebut. Laku tidaknya produk sangat ditentukan oleh harga. Konsumen yang sensistif terhadap harga
3. Strategi Place (tempat dan distribusi)
Adalah cara perusahaan menyalurkan produk dari tempatnya sampai ketangan konsumen akhir secara efisien dan efektif, sehingga tidak menganggu strategi harga. Strategi ini penting dan harus mempertimbangkan bagaimana perusahaan dapat melayani konsumen tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat sasaran. Ketidaktepatan dan waktu dapat mengakibatkan pelangan beralih keperusahaan pesaing. Untuk itu, perusahaan harus mampu menetapkan strategi distribusi yang tepat agar tidak diserobot oleh para pesaing.
4. Strategi Promosi
Kegiatan marketing mix yang terahir adalah promosi. Strategi promosi mencakup usaha mempromosikan seluruh produk/jasa yang dimilikinya, baik secara langsung maupun tidak langsug. Perusahaan harus dapat memilih sarana yang tepat, sehingga efisiensi dan efektifitas dapat tercapai. Sarana promosi yang biasa dipakai antara lain periklanan, promosi penjualan, publikasi, dan penjualan secara personal.
Karena begitu banyaknya industri yang bermain di pasar, dalam dunia
bisnis banyak sekali teori-teori strategi bersaing yang digunakan oleh
perusahaan untuk survive, mengejar posisi leader pada aspek harga,
produk, tempat, dan distribusi. Bauran pemasaran ini sudah umum
dijadikan fondasi yang mendongkrak perusahaan untuk meraih keunggulan
bersaing-nya.
STRATEGI BISNIS TRADISIONAL
Secara teori strategi-strtegi yang ditawarkan para ahli tidak lah jauh berbeda, jika pun ada perbedaan, berputar-putar pada persoalan teknis implementasi teori yang muncul karena adanya perbedaan perspektif dari setiap ahli saat mengin terpretasikan teori-teori tersebut, selebihnya adalah semua bertujuan meningkatkan daya saing perusahaan dan meraih keunggulan kompetitifatau untuk mempertahankan keunggulan.
Yang perlu menjadi catatan adalah, pembahasan seputar strategi, baik dalam ruang lingkup korporatif maupun strategi bisnis, lebih dominan membahas strategi bagi perusahaan-perusahaan besar seperti industri dan manufaktur. Hal ini memang sangat beralasan, karena peran dan pengaruh mereka yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi suatu daerah, wilayah, regional dan bahkan dunia. Adapun usaha-usaha skala kecil yang peran dan pengaruhnya “lebih sedikit”, walau sudah mulai mendapat perhatian, tetapi masih jarang menjadi objek perbincangan besar, karena ini menjadi domain pakar-pakar lokal.
Kondisi ini menjadi masalah tersendiri bagi usaha-usaha kecil yang ingin sekali mengaplikasikan suatu teori ke dalam bisnis mereka, karena kesulitan menginterpretasikan setiap konsep dari bangunan teori yang ada, atau menunggu adanya para ahli lokal yang mampu menguraikan kembali bangunan teori tersebut dengan bahasa yang lebih sederhana dan membumi sehingga dapat diaplikasikan dengan baik di lingkungan usaha kecil.
Tapi, sebenarnya, tidak dapat dipungkiri, bahwa praktek-praktek bisnis yang berjalan selama ini – dengan adanya teori atau tidak – sudah berlangsung sesuai dengan bangunan teori yang disusun oleh para ahli, hanya saja para pelaku bisnis kecil tidak memiliki terminologi khusus terhadap apa yang mereka lakukan. Atau dapat dikatakan bahwa, pelaku bisnis telah mendefinisikan berbagai strategi bisnis melalui kegiatan bisnis yang mereka lakukan secara tradisional dan tidak tersistematis, tetapi para ahli yang menciptakan terminologinya. Walau kemudian para ahli selalu menjadikan perusahaan industri dan manufaktur sebagai objek penelitian dalam perkembangan ilmu ekonomi dan bisnis.
Kembali kepada strategi bisnis, berkaitan semakin ketatnya persaingan, baik di lingkungan korporat dan unit bisnis perusahaan, termasuk juga persaingan di lingkungan usaha “pinggir jalan”, maka strategi bisnis tetap menjadi ruh yang diyakini mampu meningkatkan keunggulan bersaing sekaligus mempertahankan keunggulan. Kita bisa melihat bisnis-bisnis kelas menengah ke bawah seperti warung makan, kafe, gerobak dorong dan sejenisnya yang semakin hari semakin bertambah secara kuantitas. Mereka jelas merasakan kerasnya persaingan di lingkungan bisnis level mereka. Jika kita interview, mereka semua memiliki tujuan bisnis yang sama, yaitu mempertahankan keunggulan denan cara meningkatkan citra usahanya melalui komponen; harga, produk, tempat dan distribusi; walau tidak menyebutkannya dengan terminologi ilmiah ala pakar ekonomi bisnis, dapat kita pastikan, itu adalah komponen bauran pemasaran. Jika kita teruskan pertanyaan mengapa mereka fokus pada komponen tersebut, maka jawabannya berusaha untuk berbeda dengan pesaingnya atau tampil beda dengan usaha lainnya. Mengapa ingin berbeda, maka mereka akan mengatakan agar memperoleh pengakuan dari pelanggan bahwa mereka memiliki nilai lebih sehingga mereka tetap unggul. Untuk apa nilai lebih? agar pelanggan merasa puas dan mereka kembali berbelanja. Akhirnya meningkatkan pendapatan usaha mereka. Ini tidak lebih dari konsep yang terminologinya sudah dibangun para ahli ekonomi dan bisnis, yaitu Keunggulan bersaing, competitif advantage. Atau mempertahankan keunggulan artinya mereka sudah memiliki keunggulan atau sudah terbaik dari yang lainnya. Memang sulit untuk bertahan tapi ketika beberapa uraian sebelumnya manpu dilaksanakan maka dapat dipastikan akan dapat bertahan dalam posisi unggul.
Jika kita ingin lebih menukik lagi, maka banyak sekali contoh-contoh strategi bisnis “tradisional” yang diciptakan para pengusaha kelas jalanan ini yang sebenarnya justeru menunjukkan konsep-konsep yang lebih humanis. Mereka tidak semata-mata berbisnis mencari profit layaknya industri dan manufaktur, tetapi mengerahkan energi kepedulian mereka terhadap sesamanya. Dan ini terjadi karena persentuhan mereka secara langsung dengan masyarakat dalam lingkungan bisnis mereka yang lebih terbuka.
Beberapa bisnis kuliner dan kafe di berbagai negara, telah mempraktekkan bisnis yang dibalut dengan sense of humanity dan tidak memiliki terminologi yang ilmiah serta terkesan kampungan. Mungkin kita pernah mendengar istilah Kopi Tunda. Ini bukanlah jenis atau spesies kopi baru, tetpi hanya istilah yang digunakan untuk memberikan nama pada konsep bisnis mereka, dimana setiap pelanggan yang menikmati kopi di kafe ini disediakan palayanan untuk ikut berpartisipasi memberikan bantuan kepada pelanggan lain yang tidak mampu membayar untuk segelas kopi. caranya, setiap pelanggan yang membayar dan memiliki uang kembalian, diberikan opsi apakah uang kembalian tersebut mereka titipkan di kafe atau mereka terima kembali.
Jika uang kembalian tersebut diterima oleh pelanggan, maka itu adalah hak mereka. tetapi jika pelanggan bersedia menititpkan uang kembaliannya tersebut di kafe, maka akan dituliskan di sebuah kertas dan ditempelkan di dinding sebagai “uang kopi tunda”. dan semakin hari, kertas-kertas ini akan semakin banyak menempel di dinding sebgai bukti bahwa di kafe ini ada uang pelanggan yang mereka titipkan dan uang tersebut akan digunakan untuk “mentraktir pelanggan-pelanggan” yang tidak mampu membeli segelas kopi.
Artinya, jika ada orang yang ingin sekali menikmati kopi, tetapi secara ekonomi orang tersebut tidak memiliki uang karena kondisi ekonominya, maka datanglah ke Kafe kopi tunda ini, pesan segelas kopi, setelah itu silahkan pergi meninggalkan kafe tanpa dipungut biaya sama sekali, alias free of charge, gratis. Setiap datang pelanggan seperti ini, maka pemilik kafe akan mencabut salah satu kertas yang menempel di dinding sesuai dengan jumlah pelanggan kopi tunda yang datang. Begitu terus berlangsung setiap waktu. Dalam hal ini, pemilik kafe harus memiliki informasi mengenai pelanggan kopi tunda, apakah dia benar-benar layak dan berhak atau tidak.
Pertanyaannya, adakah kerugian yang ditanggung pihak kafe dengan mengusung konsep ini? tentu tidak sama sekali. Justeru sebaliknya. Karena prinsipnya tidak ada minum gratis, semua yang dinikmati pelanggan dibayar, bahkan dibayar dimuka oleh pelanggan yang sebelumnya menitipkan uang mereka untuk disumbangkan kepada pelanggan yang tidak memiliki uang untuk menyeduh segelas kopi.
Ini adalah strategi bisnis yang unik dan patut diterapkan. Bukan hanya di kafe-kafe, bahkan bisa diaplikasikan pada warung makan dan restoran-restoran segala jenis. Dan, konsep ini sebenarnya tidak asing kita jumpai di berbagai supermarket yang menawarkan pelanggannya untuk menitipkan kembalian uang belanjanya untuk disumbangkan kepada yayasan yang dijadikan mitra oleh supermarket dalam mengembangkan misi sosial mereka. Bedanya, hanya persoalan teknis penyaluran.
Apakah strategi ini dapat diterapkan juga pada jenis bisnis lain? Tentu saja bisa, dan membutuhkan sedikit kreatifitas untuk memodifikasi konsep ini agar kompatibel dengan bisnis yang kita miliki.
Ingat satu hal. Bisnis harus memiliki perbedaan (diferensiasi) dengan pesaing agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif.
Setidaknya begitu strategi yang ditawarkan Porter, Strategi Generik: keunggulan biaya menyeluruh, diferensiasi dan fokus.
STRATEGI BISNIS TRADISIONAL
Secara teori strategi-strtegi yang ditawarkan para ahli tidak lah jauh berbeda, jika pun ada perbedaan, berputar-putar pada persoalan teknis implementasi teori yang muncul karena adanya perbedaan perspektif dari setiap ahli saat mengin terpretasikan teori-teori tersebut, selebihnya adalah semua bertujuan meningkatkan daya saing perusahaan dan meraih keunggulan kompetitifatau untuk mempertahankan keunggulan.
Yang perlu menjadi catatan adalah, pembahasan seputar strategi, baik dalam ruang lingkup korporatif maupun strategi bisnis, lebih dominan membahas strategi bagi perusahaan-perusahaan besar seperti industri dan manufaktur. Hal ini memang sangat beralasan, karena peran dan pengaruh mereka yang sangat besar terhadap perkembangan ekonomi suatu daerah, wilayah, regional dan bahkan dunia. Adapun usaha-usaha skala kecil yang peran dan pengaruhnya “lebih sedikit”, walau sudah mulai mendapat perhatian, tetapi masih jarang menjadi objek perbincangan besar, karena ini menjadi domain pakar-pakar lokal.
Kondisi ini menjadi masalah tersendiri bagi usaha-usaha kecil yang ingin sekali mengaplikasikan suatu teori ke dalam bisnis mereka, karena kesulitan menginterpretasikan setiap konsep dari bangunan teori yang ada, atau menunggu adanya para ahli lokal yang mampu menguraikan kembali bangunan teori tersebut dengan bahasa yang lebih sederhana dan membumi sehingga dapat diaplikasikan dengan baik di lingkungan usaha kecil.
Tapi, sebenarnya, tidak dapat dipungkiri, bahwa praktek-praktek bisnis yang berjalan selama ini – dengan adanya teori atau tidak – sudah berlangsung sesuai dengan bangunan teori yang disusun oleh para ahli, hanya saja para pelaku bisnis kecil tidak memiliki terminologi khusus terhadap apa yang mereka lakukan. Atau dapat dikatakan bahwa, pelaku bisnis telah mendefinisikan berbagai strategi bisnis melalui kegiatan bisnis yang mereka lakukan secara tradisional dan tidak tersistematis, tetapi para ahli yang menciptakan terminologinya. Walau kemudian para ahli selalu menjadikan perusahaan industri dan manufaktur sebagai objek penelitian dalam perkembangan ilmu ekonomi dan bisnis.
Kembali kepada strategi bisnis, berkaitan semakin ketatnya persaingan, baik di lingkungan korporat dan unit bisnis perusahaan, termasuk juga persaingan di lingkungan usaha “pinggir jalan”, maka strategi bisnis tetap menjadi ruh yang diyakini mampu meningkatkan keunggulan bersaing sekaligus mempertahankan keunggulan. Kita bisa melihat bisnis-bisnis kelas menengah ke bawah seperti warung makan, kafe, gerobak dorong dan sejenisnya yang semakin hari semakin bertambah secara kuantitas. Mereka jelas merasakan kerasnya persaingan di lingkungan bisnis level mereka. Jika kita interview, mereka semua memiliki tujuan bisnis yang sama, yaitu mempertahankan keunggulan denan cara meningkatkan citra usahanya melalui komponen; harga, produk, tempat dan distribusi; walau tidak menyebutkannya dengan terminologi ilmiah ala pakar ekonomi bisnis, dapat kita pastikan, itu adalah komponen bauran pemasaran. Jika kita teruskan pertanyaan mengapa mereka fokus pada komponen tersebut, maka jawabannya berusaha untuk berbeda dengan pesaingnya atau tampil beda dengan usaha lainnya. Mengapa ingin berbeda, maka mereka akan mengatakan agar memperoleh pengakuan dari pelanggan bahwa mereka memiliki nilai lebih sehingga mereka tetap unggul. Untuk apa nilai lebih? agar pelanggan merasa puas dan mereka kembali berbelanja. Akhirnya meningkatkan pendapatan usaha mereka. Ini tidak lebih dari konsep yang terminologinya sudah dibangun para ahli ekonomi dan bisnis, yaitu Keunggulan bersaing, competitif advantage. Atau mempertahankan keunggulan artinya mereka sudah memiliki keunggulan atau sudah terbaik dari yang lainnya. Memang sulit untuk bertahan tapi ketika beberapa uraian sebelumnya manpu dilaksanakan maka dapat dipastikan akan dapat bertahan dalam posisi unggul.
Jika kita ingin lebih menukik lagi, maka banyak sekali contoh-contoh strategi bisnis “tradisional” yang diciptakan para pengusaha kelas jalanan ini yang sebenarnya justeru menunjukkan konsep-konsep yang lebih humanis. Mereka tidak semata-mata berbisnis mencari profit layaknya industri dan manufaktur, tetapi mengerahkan energi kepedulian mereka terhadap sesamanya. Dan ini terjadi karena persentuhan mereka secara langsung dengan masyarakat dalam lingkungan bisnis mereka yang lebih terbuka.
Beberapa bisnis kuliner dan kafe di berbagai negara, telah mempraktekkan bisnis yang dibalut dengan sense of humanity dan tidak memiliki terminologi yang ilmiah serta terkesan kampungan. Mungkin kita pernah mendengar istilah Kopi Tunda. Ini bukanlah jenis atau spesies kopi baru, tetpi hanya istilah yang digunakan untuk memberikan nama pada konsep bisnis mereka, dimana setiap pelanggan yang menikmati kopi di kafe ini disediakan palayanan untuk ikut berpartisipasi memberikan bantuan kepada pelanggan lain yang tidak mampu membayar untuk segelas kopi. caranya, setiap pelanggan yang membayar dan memiliki uang kembalian, diberikan opsi apakah uang kembalian tersebut mereka titipkan di kafe atau mereka terima kembali.
Jika uang kembalian tersebut diterima oleh pelanggan, maka itu adalah hak mereka. tetapi jika pelanggan bersedia menititpkan uang kembaliannya tersebut di kafe, maka akan dituliskan di sebuah kertas dan ditempelkan di dinding sebagai “uang kopi tunda”. dan semakin hari, kertas-kertas ini akan semakin banyak menempel di dinding sebgai bukti bahwa di kafe ini ada uang pelanggan yang mereka titipkan dan uang tersebut akan digunakan untuk “mentraktir pelanggan-pelanggan” yang tidak mampu membeli segelas kopi.
Artinya, jika ada orang yang ingin sekali menikmati kopi, tetapi secara ekonomi orang tersebut tidak memiliki uang karena kondisi ekonominya, maka datanglah ke Kafe kopi tunda ini, pesan segelas kopi, setelah itu silahkan pergi meninggalkan kafe tanpa dipungut biaya sama sekali, alias free of charge, gratis. Setiap datang pelanggan seperti ini, maka pemilik kafe akan mencabut salah satu kertas yang menempel di dinding sesuai dengan jumlah pelanggan kopi tunda yang datang. Begitu terus berlangsung setiap waktu. Dalam hal ini, pemilik kafe harus memiliki informasi mengenai pelanggan kopi tunda, apakah dia benar-benar layak dan berhak atau tidak.
Pertanyaannya, adakah kerugian yang ditanggung pihak kafe dengan mengusung konsep ini? tentu tidak sama sekali. Justeru sebaliknya. Karena prinsipnya tidak ada minum gratis, semua yang dinikmati pelanggan dibayar, bahkan dibayar dimuka oleh pelanggan yang sebelumnya menitipkan uang mereka untuk disumbangkan kepada pelanggan yang tidak memiliki uang untuk menyeduh segelas kopi.
Ini adalah strategi bisnis yang unik dan patut diterapkan. Bukan hanya di kafe-kafe, bahkan bisa diaplikasikan pada warung makan dan restoran-restoran segala jenis. Dan, konsep ini sebenarnya tidak asing kita jumpai di berbagai supermarket yang menawarkan pelanggannya untuk menitipkan kembalian uang belanjanya untuk disumbangkan kepada yayasan yang dijadikan mitra oleh supermarket dalam mengembangkan misi sosial mereka. Bedanya, hanya persoalan teknis penyaluran.
Apakah strategi ini dapat diterapkan juga pada jenis bisnis lain? Tentu saja bisa, dan membutuhkan sedikit kreatifitas untuk memodifikasi konsep ini agar kompatibel dengan bisnis yang kita miliki.
Ingat satu hal. Bisnis harus memiliki perbedaan (diferensiasi) dengan pesaing agar perusahaan memiliki keunggulan kompetitif.
Setidaknya begitu strategi yang ditawarkan Porter, Strategi Generik: keunggulan biaya menyeluruh, diferensiasi dan fokus.
No comments:
Post a Comment